Salah satu rahasia kecil namun yang sering diabaikan dan dilupakan orang adalah bahwa setiap orang tidak ada yang ingin direndahkan, tidak ada yang ingin dispelekan, setiap orang bagaimanapun keadaannya ingin dihargai. Jika ingin menarik hati seseorang dan bersahabat dengannya yang terbaik adalah dengan menghargainya dan berusaha menyelami cara pandangnya terhadap hal-hal yang menurut sang sahabat itu penting dan bernilai, persahabatan adalah proses ketika seseorang saling menyelami bagaimana sahabatnya melihat sesuatu dari kacamata orang lain,...bukan dari kaca mata dirinya sendiri ...
Dengan kata lain persahabatan jelas menuntut sebuah taraf kecerdasan emosional tertentu. Karena kesediaan merubah persfektif dan melihat hal-hal dengan cara yang tidak familiar memerlukan daya adaftasi psikologis yang tinggi. Artinya sudah saatnya bagi kita melihat kemampuan untuk menyelami cara pandang orang lain ini sebagai sebuah kepintaran dan kecerdasan yang dihargai tinggi. Negeri ini sebenarnya bukanlah kekurangan orang-orang yang cerdas, orang yang brialian dalam bernalar,, orang yang tangkas dalam menghasilkan karya-karya baik yang berdimensi praktis maupun ilmiah. Namun negeri ini kekurangan orang yang bijak. Jika ia politikus orang bijak ini kita namakan sebagai negarawan. Terlalu sering kita melihat orang yang terlihat dari titelnya sebagai orang yang berilmu tinggi, namun pada kenyataannya kecerdasan emosional dan kedewasaannya setingkat kanak-kanak.