Minggu, 09 November 2014

1800 liter tinta dari sang Pendekar Ilmu

(Bloger) Akhir-akhir ini berkembang suatu kecendrungan bahwa semua yang modern itu pastilah lebih hebat dan meyakinkan, hingga sampai kepada sikap meremehkan para pendahulu, khususnya para ulama yang selama ini menjadi rujukan umat dan pegangan dalam parameter ukuran seberapa dekatkah kita dengan alQur'an dan Sunnah. Sehingga ada keyakinan, untuk memahami alquran dan sunnah itu, kita langsung atau cukup merujuk para ulama modern yang seolah dianggap jauh lebih berakal dan faham soal ini. Sikap ini karena kurangnya "bercermin diri" dan mengukur "bayang-bayang sepanjang badan". Dalam kesempatan hikmah kali ini mari kita bercermin dan mengukur bayang-bayang sepanjang badan dibanding para ulama terdahulu. Adakah sedikit kemiripan antara mereka dengan diri kita atau orang kontemporer yang kita sanjung setinggi langit itu?

KISAH ULAMA TERDAHULU

Imam Muhammad bin Jarir ath-Thabari, yang diakui sebagai mujtahid mutlak setelah Imam Syafi'i, mampu menghafal buku sebanyak yang dibawa 80 ekor onta, salah satunya adalah 700 jilid buku dalam ilmu tafsir. Al-Hafizh Ibnu Syahin menulis 330 judul buku, di antaranya adalah 1000 jilid kitab tafsir Qur'an dan 1600 jilid kitab al-Musnad. Di akhir hayatnya, ketika jumlah tinta yang ia gunakan untuk menulis ditimbang. Ternyata ia telah menghabiskan 1800 liter tinta. 
(Kumpulan Nasihat & Wasiat Habib Ali al Habsy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar