Senin, 25 Agustus 2014

Hakikat Dunia dalam Doa dan Renungan

Pemahaman atau Keinsyafan


Dunia ini adalah tempat di mana ketidak sempurnaan dan kekecewaan akan selalu membayangi seorang manusia. Walaupun dari hakikatnya tidak ada satupun yang terjadi di dunia ini tidak berhikmah, artinya pada tingkatan tertinggi semua yang terjadi baik dan buruk pada dasarnya mengandung hikmah serta berangkat dari kesempurnaan. Namun ketidaksempurnaan pada hakikatnya hanya lahir dari persefsi  kemanusiaan. Oleh karena itu keburukan dan kejahatan dalam pandangan kemakhlukan adalah tanggung jawab seorang makhluk dan sang makhluk sangat layak diminta pertanggung jawaban kelak atas semua perbuataan buruknya.

Walhasil, ketidak sempurnaan dunia ini akan selalu membayangi persefsi makhluk karena bersifat inheren dari unsur terdalam keterciptaan dirinya. Apalagi jika "hawa nafsu" duniwai senantiasa membayangi seorang makhluk. Sehingga semua ketidaksempurnaan, kesedihan dan kekecewaan akan senatiasa menjadi persefsi akhir yang akan memperberat deritanya.

Betapa banyak dalam perspektif kemakhlukan kita lihat berbagai hal mengecewakan di dunia ini. Betapa banyak manusia yang kita telah berbuat baik kepadanya, namun ia akan memberikan yang sebaliknya kepada kita. Betapa banyak maksud dan tujuan baik kita pada sesuatu, namun disalah fahami, betapa banyak orang yang tampak bermanis muka namun dibelakang ternyata menggunjing dan mencederai kehormatan kita. Betapa banyak rencana-rencana besar ataupun kecil kita tidak tercapai, betapa banyak orang berjanji namun tidak menunaikan. Betapa banyak,..betapa banyak../....///daftar ini sungguh panjang, yang semua ini hari demi hari akan menambah beban emosionil kita. 

Akhirnya umur dan kematangan berpikir yang bertambah, serta karunia petunjuk dari Allah, maka jiwa kita yang terhimpit dan terbebani ini pada akhirnya akan melihat titik terangnya. Kenapa kita kecewa? karena kita terlalu dalam tenggelam dalam perspektif kemahlukan yang serba terbatas, kita tidak bisa melihat hikmah dan mutiara terpendam dari berbagai hal yang tidak mengenakkan di dunia ini. Kita terlalu dibelengu oleh prinsip dan idealisme-idealisme dangkal soal apa yang baik sempurna ideal dan membahagiakan, ketika semua itu tidak singkron dengan apa yang kita andaikan sebagai sebuah kesempurnaan dan kebahagiaan, maka jiwa kita terhimpit dan kecewa.

Akhirnya terpakulah sang jiwa dengan sebuah pencerahan, bahwa hanya kepadaNyalah jua kita mengadu, kepadaNya jua kita haturkan beban jiwa kita, kepadaNya jua kita berserah diri dan kepadaNya jua kita bersimpuh untuk melaporkan luka-luka hati kita dan memohon buat kita obat terbaik. Semakin banyak makhlukNya yang mngecewakan kita, semakin banyak kata kata pedas ataupun tajam yang menimpa hati kita, semakin banyak khianat dan kecewa, maka semakin terbukalah pintu besar agar kita hanya kembali kepadaNya dan semakin "kapoklah" kita dari pada mengandalkan makhluk. Wahai diri, kemana engkau akan mengadu selain kepadaNYa,..apakah kepada makhluk yang mereka jua tengah mencari jalan untuk problemanya? apakah engkau mengharapkan balasan dan kemanisan dari makhluk atas setiap kebaikan dan jerih payahmu kepada mereka,..apakah engkau memandang mereka sebagai tuhan -tuhan juga sehingga balasan kebaikan mereka engkau pandang juga sebagai sesuatu hal yang besar? kembalikan semua urusan kepadaNya juga sungguh Dia sebaik-baikNya pembalas kebaikan dan maha dermawan serta maha Kaya...ya Rabb ampunilah dosa-dosa kami.


Wahai diri, obatilah luka hatimu dengan doa sang kekasih berikut,...obati luka hatimu dengan kelembutan dan kepedihan sang kekasih berikut ini,..

 اللّهُمّ إلَيْك أَشْكُو ضَعْفَ قُوّتِي ، وَقِلّةَ حِيلَتِي ، وَهَوَانِي عَلَى النّاسِ
Ya Allah, aku mengadu kepadaMu kelemahan kekuatanku, sedikitnya kemampuanku dan hinanya aku pada pandangan manusia.
Wahai Tuhanku, kepada Engkau aku adukan kelemahan tenagaku dan kekurangan daya-upayaku pada pandangan manusia. Wahai Tuhan yang Maha Rahim kepada siapa Engkau menyerahkanku? Kepada musuh yang akan menerkamkan aku ataukah kepada keluarga yang engkau berikan kepadanya uruskanku, tidak ada keberatan bagiku asal aku tetap dalam keridhaanMu. Pengetahuan Mu lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan cahaya mukaMu yang mulia yang menyinari segala langit dan menerangi segala yang gelap dan atasnyalah teratur segala urusan dunia dan akirat, dari Engkau menimpakan atas diriku kemarahanMu atau dari Engkau turun atasku azabMu kepada Engkaulah aku adukan permasalahanku sehingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan Engkau"
(doa sayyidina Muhammad SAW ketika dilempari orang di Taif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar