Jumat, 01 Agustus 2014

Selamanya Sahabat

(Terjemahan Blogger: Kerjaan makhluk Cerdas. 
Hanya makhluk tercerdas yang memahami apa perlunya berteman. Demikian kata Robin Dunbar seorang ahli Psikologi Evolusi. Sebagian besar hewan memiliki karib namun sangat sedikit yang dapat menjalani persahabatan sejati. Hewan yang mampu beginian meliputi primata tingkat tinggi, anggota dari keluarga kuda, gajah, kelompok Paus serta keluarga Unta. Bukan kebetulan juga ternyata semua hewan ini hidup dalam keadaan stabil dalam kelompok sosial yang saling terikat. Hidup berkelompok tentunya bermanfaat, namun dapat juga menekan di mana kamu tidak dapat begitu saja pergi ketika ada hal-hal pada mana pertemanan telah berakhir. Perkawanan membentuk sebuah koalisi pertahanan yang menahan setiap anggotanya agar tidak terpisah terlalu jauh namun tanpa sepenuhnya mengendalikan mereka)

(Syarah atau Komentar Bloger: Dalam dialog kontemporer kali ini, bloger menampilkan sebuah artikel dari majalah New Scientist edisi 35. Dialog ini berupa ulasan secukupnya dari perspektif "Islam Kampung" namun "modern" terhadap berbagai perkembangan kontemporer sains teknologi, sosial politik, ekonomi dunia. Perenungan demi perenungan yang di alami Bloger selama bertahun-tahun pergulatan pemikiran akhirnya membuat Bloger mantap kembali kepada akidah, keyakinan dan manhaj Islam sebagaimana di anut oleh datuk-datuk penulis selama ratusan tahun di Nusantara ini. Yaitu menganut akidah ahlusunnah waljamaah asy'ariyah wa maturidiyyah serta mantap mengakui tassawuf dan sufi dari kalangan waliyullah serta menghargai semua warisan Islam dari salafussaleh, tabi'in dan tabi'ut tabi'un, bahkan warisan Islam abad pertengahan tanpa harus menjadi kuno dan kampungan sebagaimana dituduh dan dihinakan oleh para "pembaharu" yang keblinger baik dari Islam liberal maupun dari "modernis berbaju salaf".

 Menolak semua faham ekstrim baik varian syiah rafidhah maupun yang condong kepada khawaridj, juga menolak semua faham Islam liberal yang mengagung-agungkan semua aspek kebudayaan barat. Hal ini diwujudkan dengan semangat penulis yang menganut faham "Islam Kampungan" ini untuk bersedia berdialog dengan wawasan paling kontemporer sekalipun serta dengan kemusykilan sains modern teraktual agar "kaum islam kampungan" ini tidak lagi di obok-obok dengan berbagai tudingan dan tuduhan serta berbagai kezaliman. 

Dalam berbagai dialog akan penulis buktikan bahwa wawasan sains kontemporer termaju paling seirama justru dengan wawasan Islam yang di anut oleh Datuk-datuk kita nan "kuno-kuno" itu dan wawasan para datuk-datuk itu jauh lebih dalam dan luas bahkan dari sains paling kontemporer sekalipun sehingga tidak akan sekali-kali penulis rendahkan derajatnya menjadi hamba dari sains modern, dan hendak penulis blog buktikan juga bahwa wawasan para pembaharu yang telah membuat umat menjadi kacau balau seperti dewasa ini dan menghancurkan persatuan dan kesatuan kaum muslimin justru adalah wawasan yang "serba tanggung" dan "kampungan" yang tidak dapat tidak hanya lahir dari jiwa yang "inferior" ketika interaksi mereka dengan para "kafirun" telah berbalik menjadi hamba abdi yang serba grogi dan loyo. 

Sehingga tidak ada lagi pelecehan dan tuduhan2 yang membodoh2kan para pendahulu kita yang dicap berwawasan dangkal dan bodoh2 serta jumud, takhayyul bid'ah serta berakidah tidak bersih, (yaitu mereka-mereka yang telah membawa Islam di nusantara ini) sebagai mana penulis kutip dari seorang tokoh pembaharu di indonesia ini dulu. Sang pembaharu ini begitu terkenal sehingga tidak perlulah penulis menyebutkan namanya, sang pembaharu ini telah dianugrahi gelar Doktor Ushuluddin oleh sebuah organisasi Islam di negri ini. Ketika masa beliau hidup, wawasan sains sosial paling kontemporer dan maju adalah Marxisme, dan perhatikan bagaimana kaum pembaharu ini sebenarnya mereka yang inferior dan silau ketimbang orang yang benar-benar memurnikan Islam. 

Berikut ucapan beliau "Dulu saya cinta kepada  teori marxisme itu; kini jadilah ia sebagai saya punya kepuasan jiwa. Tetapi bagaimanakah akurnya Marxisme itu dengan Islam yang juga mengisi saya punya jiwa? tidaklah orang berkata, bahwa agama dan Marxisme itu seteru kebuyutan satu sama lain dan membantah satu sama lain?Buat orang lain barangkali begitu! tetapi buat saya, maka Marxisme dan Islam dapatlah berjabatan tangan satu sama lain dalam satu sintese yang lebih tinggi. Buat saya Islam satu agama yang rasioneel, satu agama yang bersandar kepada kemerdekaan akal, yang berbeda setinggi langit dengan agama-agama lain". Belakangan sejarah membuktikan bahwa semua ramalan teori Marxis soal perjuangan kelas telah tidak terbukti, dan semua revolusi yang mereka pelopori gagal total dan telah menimbulkan sengsara tak terperikan kepada umat manusia, dan dewasa ini teori Marxis telah dicampakkan ke "kubangan kerbau" gagasan sosial umat manusia.

 Alhasil kita harus hati-hati dalam bersikap dan memodernkan agama ini, harus hati-hati dalam melihat dan "memburukkan" para ulama-ulama terdahulu, sang pembaharu tersebut juga berkata " Kitab Fiqih itulah yang mereka jadikan pedoman hidup, bukan kalam Ilahi sendiri, Ya, kalau dipikirkan dalam-dalam, maka kitab Piqh itulah yang menjadi algojo "rokh" dan "semangat" Islam. Kita tidak boleh menghasilkan harga yang mutlak kepada hadist. Walaupun menurut penyelidikan ia bernama hadist sahih. Human report tak bisa absolut, absolut hanya kalam ilahi. " Coba rasakan aroma "pembangkangan" dan pelecehan terhadap bangunan Islam yang susah payah disusun sejak dahulu kala oleh para ulama terdahulu di mata sang pembaharu ini. Beginilah corak khas dari "para pembaharu yang kebablasan" yaitu apa yang disitilahkan oleh pemikir Islam syed Muhammad Naquib al Attas sebagai "the lost of adab" and "corruption of knowledge".   

Mereka tidak mau menghargai turots namun di saat yang sama bermodal pengetahuan asing dan tidak sedikitpun mempunyai ikatan emosional dengan para ulama terdahulu (misalkan melalui sanad dan ijazah ilmu, berguru, bukan sekedar baca buku sana sini) mereka hendak memperbaharui Islam yang agung dan besar ini, dan menuduh mereka-mereka yang lebih berhati-hati dan arif sebagai jumud dan taqlid. 

Pembaharuan dan tajdid memang penting, sangat-sangat penting bahkan urgent untuk kita lakukan disetiap pergolakan zaman, namun itu semua harus melalui adab-adab dan etika ilmu, sopan santun, serta bukan dari pola-pola kedurhakaan serta "korupsi ilmu pengetahuan". Pembaharuan juga bukan sekedar program yang dipaksakan melalui rezim duniawi yang berkepentingan duniawi, pembaharuan juga tidak boleh berangkat dari wawasan kerdil dan picik, pembaharuan juga tidak boleh menghasilkan kesimpulan bahwa semua kaum muslimin telah sesat dan bodoh, seolah-olah Allah SWT telah begitu pelit merahmati umat nan berkah ini, pembaharuan juga tidak boleh hasil dari kesilauan terhadap peradaban kaum kafir, pembaharuan harus merupakan revitalisasi wawasan lama disemua lini zaman untuk situasi kontemporer, pembaharuan juga harus lahir dari rasa kasih sayang dan seruan agar umat kembali kepada Allah, bukan kembali kepada kekayaan duniawi dan materi, bukan kembali kepada organisasi atau kepentingan poliitik, bukan kembali kepada diri sendiri. Sebuah dakwah apalagi pembaharuan semuanya harus berasal dari hati yang terdalam serta kasih sayang kepada umat manusia, sebagaimana dipaparkan oleh Buya Syafii Ma'arif berikut seorang tokoh Muhammadiyyah,http://www.youtube.com/watch?v=KV5FgdSdebg                                           
                                         
Oleh karena itu tanpa berpanjang muqadimah lagi, dalam setiap dialog yang penulis lakukan dengan berbagai wawasan kontemporer khususnya sains modern, penulis akan penuh antusias semanngat dan rasa cinta dan takzim mencari penjelasan terbaik dari kitab-kitab terdahulu selain dari alqur'an dan hadist tentunya, baru jika tidak ada akan merunut dari wawasan kontemporer seraya sekuat tenaga menyesuaikannya dengan wawasan Islam dan jika tidak sesuai tidak dipaksa sesuai dan akan dibuang jauh-jauh. Penulis mengakui akan "kebodohan diri" dan "piciknya" wawasan penulis, namun semangat yang "berkobar-kobar" jua seraya memohon kepada Allah taufikNya dalam usaha mengangkat kembali derajat para ulama terdahulu penulis mantapkan hati untuk menulis lebih lanjut di Blog ini. 

Nah dalam artikel berikut dijelaskan oleh sains kontemporer bahwa "persahabatan" adalah ciri dari makhluk yang cerdas. Semakin tinggi tingkat derajat makhluk tersebut maka semakin tinggi nilai persahabatan dalam kehidupan mereka. Konsep persaudaraan dan silaturrahmi adalah konsep yang penting di dalam Islam, sangat begitu penting sehingga di sana sini dalam alqur'an maupun hadist penuh penjelasan akan derajat tinggi pertemanan dan silaturrahmi. Semua fenomena adanya persaudaraan ini merupakan sebuah hikmah yang agung serta bukti adanya rahmat yang besar dari Allah swt. Persaudaraan dan silaturrahmi adalah bukti kita sebagai makhluk yang berbudi dan berakal cerdas. Semua itu mengingatkan kita akan nikmat Allah dan nimatnya kita dianugrahi akal. Allah swt berfirman di dalam surat Ali Imran 103

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. )

Perhatikan di sini, rasa persaudaraan adalah karunia agung dari Allah swt, dan sains kontemporer membuktikan bahwa rasa persahabatan, persaudaraan dan kasih sayang erat kaitannya dengan fitrah kita sebagai makhluk mulia yang berakal tinggi, karena persaudaraan tidak ditemukan kesempurnaannya pada makhluk yang berderajat rendah seperti hewan dan bintang tingkat rendah. Sains kontemporer juga membuktikan  bahwa ketika suatu makhluk tidak "mengenal konsep sahabat" maka makhluk tersebut sama dengan "hewan atau binatang" tingkat rendah, hatta itu manusia sekalupun wujudnya. dan ini menyalahgi fitrah kemanusiaan yang tinggi.)

(Terjemahan Blogger: Persahabatan memberikan kelompok struktur yang sangat berbeda dibandingkan dengan kawanan kacau rusa atau antilop. Dari sudut pandang masing-masing hewan ini, sebuah masyarakat yang terikat terdiri dari lapisan-lapisan di dalamnya, seperti sebuah bawang dengan lapisan kulitnya, di mana sahabat terbaik di intinya dan seterusnya setiap lapisan di isi oleh individu yang terus melemah dari segi akrab tidaknya. Apapun spesies, intinya cendrung terdiri dari 5 sahabat akrab, di mana lapisan selanjutnya ada sekita 15 , dan lapisan lebih luas mencakup 50 teman. Setiap lapisan memberikan keuntungan berbeda-beda, anda bisa bisa mengandalkan teman anda demi makanan, dan seluruh masyarakat juga mengandalkan pertemanan dalam rangka pertahanan terhadap pemangsa).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar