Rabu, 12 Februari 2014

Tidak Bisa Tidur

Malam semakin larut mata tidak juga bisa tidur,...iseng edit blogg yang sudah lama tidak ku ganggu lagi. ....mmmm, rasanya makin hari makin berat rasanya suasana tempatku bekerja. Aku mulai tdk suka dengan atmosfernya. Tidak ada atmosfer ilmu rasanya,...orang-orang yang kita harapkan akan mengembangkan dunia ilmu dan pendidikan hanya menyibukkan diri soal bagaimana mencairkan dana-dana dan proyek-proyek. Repotnya mereka menjadikan kita sebagai salah satu bidak catur tempat mereka memainkan "proyek-proyek panas" mereka. Kalau mereka berbicara dengan kita kelihatan sangat mencerahkan, menunjukkan idealisme yang tinggi,..tapi makin hari makin jelas itu semua sandiwara,..tidak ada orang yang benar2 peduli dengan pendidikan di sini,...beginilah repotnya ketika pendidikan telah menjadi bisnis terselubung. Kalau semua yang mereka kerjakan tersebut tidak berbuah duit aku yakin semua mereka bakal lari tunggang langgang dari tanggung jawabnya. Sedang di bayar dan digaji begitu tinggi saja mereka tiada hari tanpa fokus dengan keluhan2 dan berbagai kekecewaan. Namun ku sadari itu terjadi dilingkungan kerjaku ataupun di daerahku saja, bahkan hingga ke pusat juga demikian,...yaitu betapa banyak proyek2 dan gagasan2 pendidikan yang seolah memajukan bangsa namun pada dasarnya hanyalah aksi ambil untung dan akal2an untuk mendapatkan proyek agar mendapatkan uang dan keuntungan duniawi yang sebesar2nya.

Semangat oportunisme yang meraja lela adalah roh dari korupsi dan kerusakan  dunia pendidikan. Semangat oportunisme inilah melumpuhkan semua metode dan sistem sebaik apapun yang dirancang untuk membangun dunia pendidikan.

Ada beberapa tipe orang yang tidak ku sukai,...beberapa diantaranya adalah orang suka usil mengurusi urusan orang lain, banyak menyindir namun tidak mau berterus terang. Terkadang lebih menyakitkan jika orang menyindir kita dengan berbagai sindiran ketimbang ucapan langsung yang pedas. Karena ketika kita disindir, kita akan tersiksa memikirkan berbagai interpretasi yang mungkin dari sindiran mereka, pikiran kita dihantui oleh berbagai tanda tanya tentang apa maksud dari orang tersebut.

Itulah sebabnya aku punya kebiasaan banyak menyendiri, banyak menyepi. Di kantor awalnya ku punya meja sendiri,..tetapi setelah kuamati tampak jelas suasana kantor benar-benar tidak sehat. Banyak manusia yang suka usil mengurusi orang lain sedangkan urusan mereka sendiri jauh daripada beres,...sebagai contoh, cukup sering ada guru-guru yang aeperti tidak ada kegiatan lain selain mengkritikku, caraku mengajar dan lain sebagainya. Jika kritik-kritik tersebut disampaikan dengan cara yang konstruktif tentu akan kuterima dengan lapang dada dan segera menjadi bahan introspeksi diri. Namun belakangan mulai tampak kritik-kritik tersebut lebih merupakan panorama pertunjukan ego dan kebanggan diri,....ini yang membuatku kesal. Karena mohon maaf cukup banyak orang-orang luar biasa yang pernah kutemui namun tidak menunjukkan ego kebesaran demikian besar. Di sisi lain, kantor dipenuhi guru senior, parahnya hampir semua guru senior tersebut adalah mantan guruku dulu waktu aku SMU,...aku memang mengajar ditempatku pernah menjadi alumni dulunya,..jadi sangat canggung dan berat duduk di kantor,...lagi pula aku memang aslinya tipe penyendiri dan guru senior itu kan memiliki wibawa dan ego yang besar,..aku tidak suka banyak berkumpul dan merasa "tercemari" dengan atmosfer dan pemikiran yang tidak sejalan dengan visiku soal target masa depan. Dari dulu beginilah caraku menjalani hidup, karena aku berpandangan bahwa manusia sejatinya adalah medan energi, jadi ketika kita berkumpul dengan orang-orang maka di saat itulah kita saling mengeluarkan medan pengaruh, jika memang orang tempat kita berkumpul tersebut adalah orang yang satu visi dengan tujuan2 kita, maka medan yang mereka berikan akan berpengaruh positif, jika tidak akan menyia2kan waktu dan energi kita. 

Yang lebih aneh lagi, diantara guru senior ini, yang nota bene adalah guruku juga dahulunya, yang telah kuanggap sebagai orang tua yang harus digugu dan dan dihormati, ketika kita sudah duduk selaku rekan sesama guru justru menunjukkan kelakuan yang tidak mendidik lagi. Di antara nya tampak merasa "tersaingi" dan merasa "terancam" dengan kehadiranku disekitarnya. Kadang hal ini benar-benar mengganggu perasaan ku, apakah sudah demikian rusaknya "ruh" pendidikan di dunia ini? sehingga dunia pendidikan lebih mirip "kawanan singa" di mana yang yunior untuk dapat berkiprah dan memimpin kelompok harus mendepak singa yang lebih tua yang nota bene adalah kakek atau ayah mereka?

Jelas di sini ku tidak dapat berbagi pemikiran dengan siapapun,...apapun yang kusampaikan akan mudah disalah pahami, selain karena rendahnya kemampuan mereka saling memahami orang lain, selain itu sangat sedikit orang yang benar-benar bisa dipercaya yang tidak mengambil manfaat untuk setiap keterus terangan kita. Jadi Blog ini adalah salah satu wadah bagiku untuk menggemakan berbagai kerisauan dan keresahanku akibat tidak adanya orang yang bisa ku ajak untuk bertukar pikiran.

Yang paling mengherankan dari hidup ini aku rasakan adalah betapa banyaknya cara pandang dan pendapat di dunia ini. Begitu banyak juga klaim2 kebenaran, begitu banyak juga yang meyakini bahwa mereka berada di jalan yang benar dan berbantah2an dengan orang lain bahkan membodoh2kan cara pandang orang lain. Di sinilah titik teranehnya, bagaimana bisa orang mempunyai arogansi akan cara pandangnya sendiri jika dia meyakini begitu banyak orang yang salah? jika ia benar-benar berakal dan cerdas ketika berhadapan dengan simpang siur cara pikir dan pendapat, maka seharusnya semakin rendah hatilah ia karena itu semua menunjukkan kebenaran2 yang terlalu dalam dan melampaui semua wawasannya yang mungkin ia raih seumur hidup, jika tidak pastilah semua orang sepakat dan menjadi yakin tanpa perlu berdebat lagi.

Dan juga tidak perlu diperdebatkan lagi, suasana kantor tempatku bekerja ini dipenuhi oleh orang-orang yang rajin sekali berdebat dan beradu argumen, yang semua argumen-argumen mereka hanya lahir dari mental-mental pragmatis dan oportunis. Sangat sedikit yang mau sedikit kontemplatif dan merenungi suatu persoalan dari berbagai perspektif sebelum tuding menuding dan debat kusir yang dangkal terjadi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar