Selasa, 28 Oktober 2014

Sifat Dunia

(Bloger) Isyarat adalah makanan orang berakal yang mempunyai nurani yang bening dan jernih dalam menangkap kebenaran hikmah. Sebagian dari para ulama yang arif sering memformulasikan kebenaran yang sangat dalam dalam bahasa isyarat atau ungkapan yang ringkas yang bagi orang awam bagai teka-teki yang membingungkan, agar maknanya yang dalam dapat difahami oleh mereka yang mendalam ilmunya dan isyaratnya tidak serta merta "dijual murah" kepada mereka yang mensia-siakannya.

Suatu ketika seorang yang arif bertanya pada seorang waliyullah yang ilmunya mendalam:

Tanya
 As Sayyid Abu Bakar bin Ali bin Ibrahim al-Baiti bertanya tentang ucapan Yahya bin Mu'adz ar-Razi, "Tinggalkanlah dunia seluruhnya, kamu akan memperoleh semuanya. Meninggalkannya adalah dalam mengambilnya dan mengambilnya adalah dalam meninggalkannya"

Jawab
Habib Abdullah al-Haddad ra menjawab:
Ucapan itu jelas dan tidak pelik. Maknanya, barang siapa meninggalkan dunia dengan jalan berzuhud (Zuhud asal katanya berarti tidak menyukai, menjauhi, meninggalkan. Dalam istilah tassawuf berarti meninggalkan keduniaan untuk beribadah secara sempurna) maka Allah akan memberikan kenyamanan (rohah) dalam hatinya dengan jalan mencabut keinginan dan perhatiannya pada dunia, serta memberi kenyamanan pada tubuhnya karena tidak perlu berpenat-penat mencarinya. Orang yang berakal hendaknya bersikap demikian di dunia.

Dalam mencari dunia, manusia berusaha keras lahir dan batin. Ia menempuh jalan yang keliru sehingga sia-sia usahanya. Adapun orang yang zuhud, justru berhasil memperolehnya.
Rasulullah SAW bersabda:
"Hidup zuhud di dunia membuat hati dan badan menjadi tenang dan mendambakan dunia akan memperbanyak duka dan kesusahan" (HR Qadha'i dari Ibnu 'Umar)

Seorang ahli hikmah ditanya,"Untuk siapakah dunia ini?" Ia menjawab, "Untuk orang yang meninggalkannya." Ketika ditanya, "Untuk siapakah akhirat itu?" Jawabnya, "Untuk orang yang mencarinya."
(An-Nafaisul 'Uluwiyyah:188)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar