Rabu, 02 Juli 2014

Ta'lim 2 mewaspadai sesat pikir dan pemahaman: Ideologi Takfir

Bahaya Wahabi

Kelancangan Ideologi Takfir

Musibah besar yang dapat memecah belah persatuan kaum muslimin dari dalam, yang akhir-akhir ini sering dilontarkan oleh kelompok yang mengklaim diri mereka sebagai pengikut salafi atau wahabiyyah dan yang sepaham dengannya, dengan ucapan-ucapan yang sangat menyakiti keberagamaan umat islam dari kalangan ahlussunnah waljamaah yang telah berabad-abad hidup dalam corak keislaman yang rahmatan lil alamin cinta damai sebagaimana di ajarkan oleh guru-guru mereka yang membawakan islam kebumi nusantara yang terdiri dari kalangan sufi yang banyak merupakan wali-wali Allah sudah sulit di tolerir. Akrablah di telinga kita hujatan-hujatan mereka seperti "ahli bid'ah, musyrik atau kafir" kepada muslimin yang lain hanya karena terjadinya sedikit saja perbedaan didalam pola pikir, keyakinan dan manhaj.

Ketenangan kita pun dalam beribadah di sejumlah masjid yang terjangkiti pemahaman mereka sudah mulai terganggu, di mana mesjid yang seharusnya tempat kita mencari kesejukan dan kedamaian rohani, oase segar beristirahat dari kegersangan dunia yang semakin sekuler ini,...namun apa daya dan apa hendak di kata, telinga kita pun terusik, perasaan kitapun terganggu oleh sekelompok orang bercelana cingkrang yang sering memandang dengan sinis dan menebarlah hawa kesempitan dan  kebengisan,...jika mereka tampil berpidato atau berceramah, maka berhamburan kata-kata keras mirip sumpah serapah yang tidak dapat tidak lahir dari hawa nafsu kebencian yang besar. Kita mendengar hujatan yang tidak terperikan kepada orang-orang yang karena kecintaanya kepada rasulullah saw memperingati maulid kelahiran beliau, memperingati israk dan mikraj beliau sebagai syirik Pembubaran acara maulid nabi di Jogja. Berikut tautan dakwah seorang da'i salafi dalam mencela peringatan maulid nabis SAW dari pada para pecinta Rasul,keburukan maulid nabi. Sudah sering telinga kita ini dipekakkan oleh hujatan-hujatan mereka kepada kaum muslimin yang beribadah bertaklid kepada mazhab imam syafii, zikir jamaah, tahlil dan yasinan, dengan cap kafir syirik dan berbagai tuduhan keji lainnya.

Dengan mata telanjang kita menyaksikan perilaku sebagian mereka yang melakukan hujatan dan serangan tanpa ampun kepada mayoritas ulama sunni dan umat islam yang mengikuti madzhab Asy'ariyyah, maturidiyyah, maupun Shufiyyah. Secara mutlak pukul rata tanpa ada batasan, ibarat kendaraan yang remnya sudah blong, mayoritas ulama sunni dan pengikut madzhab-madzhab diklaim telah kufur, syirik, sesat serta terkeluar dari agama islam. Berikut kita tampilkan sebuah tautan ceramah dari pembesar kaum yang ekstrim ini yang tanpa tedeng aling-aling memukul rata semua kaum sufi sebagai sesat dan diancam neraka tanpa membedakan lagi antara sufi yang benar maupun menyimpang kesesatan sufi.

Setelah tudingan-tudingan yang dahsyat itu, sebagian kalangan sunni yang akidahnya lemah dan wawasan keislamannya tidak kritis dan hanya mengekor bebek terhadap trend belaka akhirnya mengikuti mereka. Namun tidak berapa lama merekapun akan menyaksikan saling tuding dan saling hujat antara sesama pengikut mazhab salafiyyah tersebut, maka bersileweranlah tudingan-tudingan pengikut ihyaut turots, fitnah sururiyyin, fitnah ikhwani, salafi hizbi,..seolah-olah pertikaian dan saling kafir mengkafir, takzir mentakzir ini tidak akan berhenti selama-lamanya. Entahlah kemana lagi umat akan mencari ketenangan dan kedamaian diri jika pertengakaran-pertengakaran ini terus ditampilkan diberbagai pertemuan keagamaan. Berikut kita tampilkan model dakwah dari salah seorang saudara kita yang ekstrim ini dalam berdakwah, bahaya sururiyyin, sesama mereka juga saling khawaridj mengkhawaridjkan dan saling tuding menuding Petinggi Ihyautturats, umat semakin galau dengan pertikaian-pertikaian mereka yang terjadi setelah mereka gembar-gembor mengklaim sebagai satu-satunya jalan lurus yang tidak ada perselisihan setelahnya. 

Saling tuding menuding sebagai pengikut dajall dan alkadzab tidak hanya dilontarkan mereka kepada pembesar ahlusunnah waljmaah kontemporer maupun lama, bahkan terhadap sesama mereka juga berlaku, sebagaimana ditampilkan dalam link berikut bagaimana seorang ustadz salafi lulusan yaman mencela dan menuduh pembohong besar kepada ustadz firanda ustadz salafi lulusan medinah sebagai alkadzab dajall dan pembohong besar, na'uzubillahiminzalik yang mana kita saja yang tidak sepedapat dengan mereka dalam banyak hal tidak pernah berani menuduh mereka sebagai dajall dan alkadzab pembohong besar,ustad firanda..semoga Allah melindungi kita semua dari akhlak buruk sedemikian. Serangan terhadap media dakwah mereka yang tergencar yaitu radio dan stasiun TV Rodja justru bukan dari kelompok yang sering mereka zalimi dengan fitnah-fitnah keji seperti sufi, asy'ari dan jamaah tabligh, justru berasal dari sesama mereka sendiri, berikut tautan link yang menjelaskan betapa kelamnya ukhwah islamiah dalam kelompok yang mengklaim paling benar ini,radio roja...MasyaAllah pertikaian yang sangat sengit dan panas. Media Rodja pun sibuk menjelaskan kebersihan diri dan kelurusan jalan mereka, pembelaan rodja. Pertikaian dengan ustadz Zulqarnain.

 Demikianlah dakwah ditangan mereka tidak lebih arena jiddal dan mempersubur permusuhan,...ini kita kutip hanyalah dari pertikaian sesama mereka belaka, sedangkan mayoritas sunni dan sufi yang tiap hari mereka hujat dengan berbagai tudingan kesesatan, justru banyak berdiam diri dan bersabar sebagaimana pegangan akhlak dan adab yang mereka pelajari dari pendahulu-pendahulu mereka. Untuk melihat lebih jauh betapa mengkhawatirkan konsep ukhwah islamiyyah yang diusung kelompok ekstrim ini, silahkan simak di link berikut ini http://generasisalaf.wordpress.com/bidah/sesama-salafy-wahabi-saling-mencaci-mengkafirkan/
Sebagian ikhwan salafi di tanah air ini biasa berkilah, bahwa pertikaian antara ustadz-ustadz salafi ini hanya terjadi di Indonesia belaka karena para alumni dari Timur Tengah ini banyak yang belum benar-benar tuntas mengaji, tentu saja dengan mudah kita bisa tunjukkan tradisi Tahzir mentahzir dan menjelek-jelekkan orang  atau kelompok yang tidak sefaham dengan mereka ini benar-benar merupakan trade-mark dakwah mereka, bahkan secara internasional kita perhatikan waktu dan energi kelompok ini lebih banyak dihabiskan untuk saling bid'ah membid'ahkan dan kafir mengkafirkan sesama mereka, berikut sebuah link dakwah mereka di inggris http://ahlulbidahwalhawa.com/category/criticised-individuals/abu-bakr-al-jazairi/

MasyaAllah bulu kuduk kita langsung berdiri melihat betapa menakutkan dan menegangkan urat syaraf keberagamaan mereka,..adakah masa depan umat dapat dititipkan kepada kelompok yang sibuk saling membenci seperti ini? jika mereka mengklaim sebagai yang paling benar, lalu yang manakah yang paling benar menurut mereka itu, apakah salafi haraki?salafi hizbi?salafi makkah?salafi yamani?salafi turotsi?salafi hadadi? ...apakah tidak lebih baik bagi umat yang galau ini kembali saja kepada para imam-imam terdahulu seperti imam bukhari ketimbang membesarkan albani,.imam nawawi ketimbang syeikh fauzan, imam ghazali ketimbang syeikh muqbil,..dan lain-lain?kenapa harus dicegat di tengah jalan umat ini dengan menuding-nuding ulama terdahulu itu akidahnya tidak bersih,..sehingga harus diseleksi oleh uraian dan ringkasan ulama-ulama yang rajin bertikai itu?...wallahua'lam,..hanya Allah lah tempat kita berserah diri dan mengembalikan hal-hal ketimbang hawa nafsu dan hawa kita untuk berseteru.


Tudingan-tudingan pengikut syiah juga selanjutnya akan berhamburan jika kita mengikuti suatu tarikah atau bertassawuf, tanpa ampun dan tanpa pandang bulu. tuduhan syiah Tudingan-tudingan yang sama serta penghakiman juga berlaku jika mereka tidak dapat lagi berdiskusi lebih lanjut ketika teknik-teknik dalil mereka yang serba lahiriah telah gagal diyakini seseorang.Berikut tudingan sesat kepada jamaah tabligh
dari seorang tokoh pendakwah salafi,..masyaAllah, kita mengetahui usaha jamaah tabligh yang luarbiasa dalam berdakwah ke pedalaman dan menyeru umat muslimin india dari bahaya kristenisasi telah dengan enteng di golongkan syirik dan dikafir sesatkan. Sungguh ini kezaliman yang besar. Kemana mereka ketika penjajah inggris dengan lantang menggerogoti  akidah kaum muslimin di anak benua Hindustan? kemana mereka ketika Ahmadiyyah menggerogoti umat islam afrika dan misi zending merubah mereka menjadi musrik? Bukankah para sufi yang mau bersusah payah berdakwah di zona-zona keras dan penuh mara bahaya itu? Mereka hanya tertarik berdakwah di tengah-tengah kota dan ditengah elit-elit terpelajar (dalam hal ilmu duniawi meskipun wawasan keagamaan dan bekal ilmu mereka sangat dangkal), memanfaatkan keawaman masyarakat soal ilmu-ilmu alat seperti ilmu hadist dan ilmu bahasa arab lalu mendemonstrasikan kecakapan mereka dalam hal ini dalam rangka menarik pengaruh dan wibawa, lalu dengan bangga mengangetkan orang-orang awam ini dengan berbagai goncangan keyakinan bahwa semua yang antum tahu dalam islam ini adalah keliru dan salah. Gaya dakwah serba kontroversial dan serba mengagetkan ini tentu akan membuat ilmu agama itu seperti sensasi dan akan semakin melambungkan otoritas mereka ditengah-tengah orang awam tersebut.

Entah karena kejahilan, entah karena ada kepentingan asing yang bercorak duniawi, entah salah kaprah memahami sebab musabab seseorang terkeluar dari agama, atau karena faktor-faktor lain, mereka dengan sangat membabi buta dan tanpa rasa bersalah menghujat muslimin lain yang tidak seideologi dengan kata-kata kufur syirk dan berbagai cara pentakfiran lainnya. Konsekuensi dari ucapan tersebut tentu tidaklah ringan, akan menggelinding pertanyaan besar berikutnya, berapa jumlah kaum muslimin di muka bumi ini yang telah mereka hafus dari daftar umat islam menurut versi mereka? ataukah umat islam itu tinggal mereka-mereka saja yang kita ketahui persis adalah golongan minoritas dari seluruh umat islam di dunia?

Tidak mustahil maksud mereka baik, bertujuan amar ma'ruf dan nahi mungkar. Akan tetapi, bagaimanapun tujuan baik tidaklah memadai karena dalam pelaksanaannya harus dibarengi dengan cara yang baik: hikmah dan mauizah hasanah.  Bila keadaan menuntut harus berdebat (mujadalah)pun, perdebatan harus dilakukan dengan baik, sebagaimana yang diajarkan Allah dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu wahai saudara kami salafiyyin, berhentilah antum sekalian dari pada mencela-cela, mensyirik dan mengkafirkan, antum sendiri yang berkata bahwa urusan mensyirikkan dan membid'ahkan itu adalah hak ulil amr setelah berkonsultasi dengan kibaru ulama yang memang berhak untuk itu, berhentilah dari pada saling mencari celah dan perpecahan di antara sesama kaum muslimin, berlapang-lapanglah dalam majelis,..ketahuilah islam ini bukanlah sebuah kesempitan, islam ini kokoh luas dan lapang. Banyak urusan-urusan besar yang dihadapi umat ini, di antaranya serangan liberlisme pemikiran, penghancuran ikatan generasi muda dari pola pikir islam, penghancuran warisan dan budaya islam,..sadarlah,kembalikan semuanya pada akhlak dan adab yang baik, janganlah saling berpecah belah...

Dalam jargon dan slogan-slogan mereka, kelompok saudara kita yang ekstrim ini suka mendengungkan slogan-slogan "kembali kepada alqur'an dan sunnah", "harus berpijak kepada dalil", "pemurnian agama dan tauhid", slogan-slogan ini selanjutnya menjadi dalil dan genderang penabuh dalih bagi tuduhan-tuduhan yang mereka lakukan. Namun kenyataan dilapangan menunjukkan, jargon-jargon dan slogan ini tak lebih dari slogan-slogan belaka, karena pada kenyataannya dalih tersebut dibarengi oleh ketiadaan adab dan ilmu yang akhlaqi, sikap-sikap lancang; ketetapan hukum syari'at yang dihasilkan dengan sangat susah payah oleh para mujtahid dan para ulama terdahulu setelah berusaha sangat keras dan nyaris menghabiskan umur mereka menggali alqur'an dan sunnah selanjutnya dianggap menyimpang dan tidak sesuai tuntunan, lebih lanjut menurut para orang yang engkar ini, melegalkan qiyas dan ijma' dalan jajaran pokok-pokok dasar hukum islam sebagai sesat dan bathil, pengikut mazhab Asy'ariah sebagai kufur, pengamal tarekat sufi kufur dan pernyataan-pernyataan ekstrim lainnya. Tak pelak menimbulkan keresahan di mana-mana metodologi dakwah mereka ini. Pergesekan-pergesekan dan pertikaian di masjid-masjid saling memperebutkan jamaah dan pengaruh.
Maka perhatikanlah betapa banyak jajaran ulama besar yang tidak tergantikan dalam islam telah masuk dalam lingkaran kufur ini, tersebutlah di antaranya imam nawawi dan imam ibnu hajar asqalani yang jelas-jelas asy'ariah sejati, tetapi meskipun telah kufur dalam metodologi mereka, buku-buku imam tersebut tetap merupakan rujukan utama mereka,...sikap tidak menentu yang aneh dan oportunis.
Entah berapa banyak jumlah ulama yang telah sesat di mata mereka. Tidak terhitung juga pengamal tarekat sufi yang tak lagi islam dalam metodologi mereka, sedang kita tahu jumlah pengikut asy'ariah dan sufiyah adalah pengikut mayoritas dari kaum muslimin, bahkan pernah suatu masa dalam periode panjang sejarah islam semua kaum muslimin adalah sekaligus juga bertassawuf. Entah berapa juta pengikut mazhab yang telah mereka hilangkan dari daftar orang islam.

Implikasi sikap keberagamaan serba ekstrim, pukul rata dan tergesa-gesa sebagaimana ditampilkan kelompok ekstrim ini jelas semakin memperparah belitan persoalan yang mendera kaum Muslimin di jaman modern ini. Jika kita telusuri lebih lanjut, sikap tidak seimbang, kurangnya adab dan sikap bijaksana adalah ciri khas dari pemahaman-pemahaman ekstrim dan menyimpang dalam sejarah panjang Islam. Sikap serba ekstrim pertama ditampilkan oleh kalangan Syi'ah Rafidhah. Sikap tidak seimbang mereka sangat kentara ketika  mereka tanpa ragu-ragu tidak bersikap adil dan seimbang menyikapi perselisihan para sahabat besar ketika bersikap terhadap berbagai realitas politik yang dihadapi umat ketika itu. Hal ini menggiring mereka untuk mengkafirkan sejumlah sahabat besar seperti Sayidina Abu Bakar ashiddiq, Umar bin Khatab ra, Aisyah ra, Mu'awiyyah ra, Amr bn Ash ra dan lain-lain sahabat besar. Sikap ini tentu lahir dari sikap emosional dan dendam serta kurangnya kesadaran diri dalam menempatkan posisi diri dibanding kedudukan para sahabat besar tersebut. Sikap senada juga ditampilkan oleh kaum Khawaridj yang "dengan tidak tahu diri" telah mengkafirkan hampir mayoritas kaum muslimin bahkan sejumlah sahabat besar seperti iman ali ra dan lain-lain.

Hawa yang tidak berbeda segera kita dapatkan dalam kelompok saudara kita yang ekstrim ini, sikap kurangnya adab dan "lancang" dengan mudah bisa kita lihat dan lacak dalam interaksi mereka terhadap khazanah warisan ulama, khususnya ulama zaman pertengahan Islam. Dengan mudah mereka memandang enteng terhadap karya kesarjaan para ulama abad pertengahan ketika mereka mengelu-elukan pengagungan terhadap jalan salafussaleh yang terdiri dari para Sahabat ra dan tabi'in. Dengan mudah kita lihat sikap mereka baik secara eksplisit maupun implisit telah mengkafirkan sebagaian besar ulama Islam dengan mengklaim bahwa akidah para ulama abad pertengahan yang sebagaian mayoritas adalah ahlusunnah waljamaah Asya'irah wa maturidhi serta sufi sebagai sesat dan kufur dan menyimpang dari jalan salafussaleh. Seolah mereka telah lupa, tanpa ulama zaman pertengahan tersebut, maka tidak ada jalan bagi mereka untuk memahami islam salafussaleh tanpa distorsi dan murni kecuali dengan merujuk mereka. Namun ketika dalam proses perujukan mereka itu, diyakini bahwa para ulama tersebut telah kafir dan menyimpang, maka inilah wujud "tidak tahu kedudukan diri" yang berakar dari sikap lancang dan kedurhakaan serta distorsi parah dalam memandang kebenaran. Bagaimana bisa sumber mata air sekaligus merupakan sumber racun? Sikap lancang ini terlihat dari semboyan yang mereka tampilkan "kita merujuk kepada al Qur'an dan Sunnah, bukan pada ulama", "setelah para sahabat dan tabi'in, mereka lelaki kitapun lelaki", "siapapun tertolak perkataannya kecuali rasulullah SAW" dan lain-lain berbagai ungkapan "mendabik dada" lainnya khas daripada faham ekstrim.

Tipologi ekstrimisme ala Syiah dan Khawaridj juga dengan mudah kita lihat cirinya pada saudara kita yang ekstrim ini, jika syiah dalam klaimnya yang sangat ekstrim dalam kitab hadist mereka alkafi menyatakan, bahwa setelah rasulullah SAW wafat, cuma 3 sahabat yang tidak murtad, maka pada saudara kita ini, jika dicermati sikap mereka terhadap ulama abad pertengahan yang mereka golongkan tidak sesat itu bisa dihitung dengan jari belaka, yaitu paling banter syeikh Ibnu Taymiah dan murid-muridnya belaka. Selebihnya mirip seperti ideologi takfir ala khawaridj dan rafidhah, semuanya dipandang telah sesat, minimal layak dikoreksi akidahnya.

Tidak heran sikap ini menjadikan kelompok ini cenderung anti historis. Mereka melihat Islam ini bukan dalam kontinuitas, namun bagaikan si anak hilang yang ditemukan kembali setelah tersesat begitu lama. Mereka memandang Islam secara keseluruhan pernah kembali ke jaman kegelapan jahiliyyah. Sikap ini menyebabkan mereka terkenal dengan ketidaksensitifannya dengan sejarah. Dengan sikap amnesia sejarah ini kita tidak perlu kaget sikap mereka yang sangat anti terhadap ritus-ritus sejarah yang bernilai historis tinggi. Dengan alasan klasik "menjauhkan umat dari syirik" mereka terkenal sebagai "raja tega" dalam menghancurkan situs-situs Islam, sehingga jika jemaah haji hari ini hendak menapak tilas Islam jaman rasulullah SAW, maka mereka akan seolah "hilang" tak berbekas kecuali gedung-gedung pencakar langit yang pongah. Demikian juga nasib-nasib situs bersejarah lainnya di negara-negara mana tempat mereka berkuasa. Berikut sebuah link yang berisi keheranan dunia tentang satu umat yang justru dengan sangat giat "menghancurkan warisannya sendiri yang tak ternilai", penghancuran situs bersejarah yang berhubungan dengan Rasulullah SAW dan Para Sahabatnya.
Video di atas merupakan proses penghancuran makam nabi Yunus AS oleh militan ISIS yang afiliasi akidahnya merupakan sebuah varian dari kelompok takfiri ini.


Tak pelak corak pemahaman seperti ini akan menjadi lahan sangat subur bagi bersemainya gerakan-gerakan yang seolah berjihad atas nama Islam namun justru menghancurkan Islam dengan sangat efektif melebih serangan kaum kafir terhadap Islam. Gerakan-gerakan ini selalu menebar "terorisme" dan "kekerasan" atas nama agama dan sangat memperburuk citra Islam di pentas dunia. Corak pemahaman keras tersebut terlihat lebih lanjut dengan mudahnya mereka menghalalkan darah kaum muslimin. Jika dilacak data yang ada, maka "gerakan jihad" ala kaum jihadis ekstrim ini lebih banyak menumpahkan darah sesama kaum muslimin ketimbang musuh-musuh Islam yang benar-benar nyata merongrong-rongrong Islam. Upaya-upaya apologetik kelompok ekstrim dari ini dalam membersihkan diri mereka dari tudingan "terorisme khawaridj" tidak akan terlalu bermanfaat ketika kita selidiki data yang ada bahwa mayoritas jihadis ekstrim tersebut adalah mereka-mereka yang telah mengennyam pendidikan "fundamentalis" mereka.

Hukum Takfir dan Memusyrikkan 

 Imam Bukhari dan Muslim  meriwayatkan hadits  dari Abu Hurairah ra yang menuturkan bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda:
مَنْ دَعَارَجُلاً بِالْكُفْرِ أَوْ قَالَ عَدُوَّ الله وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ
“Barangsiapa memanggil seseorang dengan kata:”Kafir”, atau dengan kata :”Musuh Allah”, padahal (yang dipanggil) tidak seperti itu, maka (panggilan itu) terpulang kepada dirinya sendiri.”(HR Bukhari dan Muslim)

Semua kita mengetahui bahwa kemusyrikan dan kekufuran merupakan sebuah dosa amat besar yang tidak terampuni kecuali dengan kembali memeluk islam mengulang membaca syahadat dan mentauhidkan Allah SWT. Tentu saja kita semua sangatlah takut akan hal-hal yang dapat mengeluarkan kita dari lingkaran islam. Meskipun demikian, sayangnya tidak banyak orang-orang benar-benar mempelajari permasalahan ini secara komprehensif. Akibatnya hanya karena memiliki perbedaan pemahaman dalam tata cara beribadah, tidak sedikit dengan mudahnya melontarkan kalimat ataupun tulisan "Dia musyrik", "Musuh Allah", "Ahlu Bid'a wal Hawa", "ini perbuatan Syirik", "wahai musuh Sunnah" dan banyak sekali bersileweran dewasa ini hatta kepada muslimin yang taat beribadah kepada Allah SWT.

Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki yang merupakan seorang ulama dari rantai emas ulama besar masjidil haram, yang turun temurun telah mengajar dan memberikan tausiyah di masjidil haram,...keluarganya adalah rantai pembesar ulama bahkan hingga ke datuknya rasulullah saw merupakan rantai dari pada alim-alim besar.  Ayahanda beliau sayyid alwi al maliki telah mengajar di masjidil haram, kakek beliau sayyid abbas al maliki, kakek buyut beliau sayyid abdul azis al maliki,..mereka semua telah mengajar di masjidil haram dan dihadiri begitu banyak jamaah. ceramah ramadhan buya muhammad alwi almaliki di masjidil haram , semoga Allah mengampuni Buya al maliki dan menerangi kuburnya.
Berikut kita berikan link di you tube sebuah ceramah beliau yang penuh keberkahan pada 17 ramadhan di masjidil haram dahulu sebelum datangnya saudara kita yang engkar yang tidak satupun dari mereka mempunyai kualitas rantai emas silsislah ilmu sekokoh keluarga ini mengusirnya dari sana hanya karena beliau jujur dan tetap konsisten dalam menyampaikan mazhab ahlusunnah waljamaah versus mazhab takfiri mujassimah hasyawiyah neokhawaridj

Di dalam kitab beliau mafahim yujibu antushohah, Buya Al maliki menulis,
Banyak orang yang salah-semoga Allah swt memperbaiki dan menunjuki mereka ke jalan yang benar- dalam memahami sebab-sebab yang mengakibatkan kemurtadan dan kekafiran. Mereka tampak begitu mudah mengkafirkan atau menganggap kafir saudaranya sesama muslim hanya karena beberapa hal yang tidak sejalan dengan pendapatnya. Kami memandang mereka yang mempunyai kebiasaan seperti itu dengan sangka baik (Husnudhan). Mereka sebenarnya mempunyai niat sangat baik. Paling tidak mereka bermaksud mengupayakan kemurnian ajaran islam dari perbuatan syirik, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan lainnya melalui amr ma'ruf dan nahi mungkar. Namun, mereka tampaknya tidak menyadari bahwa pelaksanaan amr ma'ruf dan nahi mungkar itu sama sekali tidak dapat dilepaskan dari sikap bijaksana. Dan jikapun ada yang perlu diperdebatkan pun, harus melalui diskusi yang paling baik dengan motivasi mencari kebenaran, bukan untuk mencari kemenangan. Hal itu diisyaratkan Allah SWT dalam Alqur'an Al-Karim
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ 
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang  baik.  Sesungguhnya Tuhanmu Dialah  yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”(An Nahl: 125)

Cara yang bijaksana itu sangat mudah diterima dan sangat memudahkan untuk mencapai tujuan kita, selain tidak akan menjerumuskan kita ke jurang perpecahan dan pertengkaran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar