Kamis, 31 Juli 2014

Mayoritas Kaum Muslimin

Maksud hadis “mengikuti al jamaah” adalah mengikuti golongan mayority umat islam dari dulu hingga kiamat (assawad al a’dzhom)

Janganlah mengasingkan diri dari mayoritas kaum muslim  
alfetih shalat
Potongan firman Allah ta’ala yang disalahgunakan oleh kaum Zionis Yahudi untuk menghasut atau melancarkan ghazwul fikri (perang pemahaman) agar kaum muslim tidak mentaati sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk mengikuti as-sawad al a’zham (mayoritas kaum muslim) adalah yang artinya
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah” (QS Al An’Am [6]:116)
Padahal firmanNya selengkapnya adalah yang artinya
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS Al An’Am [6]:116)

 (Komentar Blogger: Dalam artikel berikut, yang admin kutip dari Blogg Abu Sallafi, makin memperkuat argumentasi dari admin sendiri bahwa perang pemikiran antara tamaddun barat sekular yang dibelakangnya di nakhodai oleh Zionisme, Ateisme, Liberalisme, Saintisme dan berbagai agen-agen yahudi yang mengusung faham sekularisme agnotisme dan ateisme di kebudayaan Barat dengan tamaddun Islam sangatlah nyata. Anehnya kaum Zionis ini terus menyerukan agar umat manusia semakin sekular dan ateis dengan mempromosikan pemikiran-pemikiran dan ide-ide sekuler serta ateis, di tambah lagi dengan penguasaan mereka akan sains kealaman dan ilmu sosial yang luar biasa, sehingga mendorong umat islam yang "bingung" untuk "mencontek" hal ihwal mereka, bahkan sampai "kelubang Biawak sekalipun" sebagaimana disinyalir oleh Rasulullah SAW. 

Hari ini kita melihat infiltrasi dari kaum Zionis dengan protokol Zionisnya telah mencengkram hampir di semua lini kehidupan, mulai aspek ekonomi dengan sistem liberalisme ekonomi Ribawi, sistem politik sekular yang memisahkan agama dari negara, sistem nalar positivistik dalam hukum dan ketatanegaraan, nalar sekuler dan saintifik dalam bidang kependidikan, serta humanisme barat dibidang sosial dan kamsyarakatan.. aneh wal ajaib Yahudi sendiri, di mana para pemikirnya telah mempromosikan dengan gencar semua ide tersebut justru membentuk sebuah utopia yang luar biasa "agamis" di Israel. Undang-Undang ketatanegaraaan mereka bukan sekuler, tetapi undang-undang sangat "agamis", ide-ide dan pembaharuan mereka seperti membebaskan "tanah janjian" mendirikan "kuil Solomo" adalah ide-ide religius.  

Seolah dengan langkah seperti ini, sesuai dengan keyakinan mereka bahwa mereka adalah bangsa pilihan tuhan, maka mereka hendak "menyogok" Allah dengan tipu daya mereka, yaitu dengan menyeru Tuhan, "ya Tuhan kami, lihatlah semua manusia telah sekuler, mereka tidak mempedulikanMu, semua manusia telah Ateis, semua manusia telah mengagung-agungkan dirinya sendiri dan nalar sendirnya dan tidak mempedulikan wahyuMu, semua manusia telah memuja-muja nalar saintifik dan memandang remeh agama selain sekedar hanya embel-embel tidak penting, semua manusia telah memakan harta Riba, semua manusia telah kafir, tinggal kami satu-satunya bangsa "pilihanMu" yang tetap setia kepadaMu maka tolonglah kami untuk menghancurkan dan menguasai mereka,." demikianlah Bangsa Yahudi hendak menipu Allah sedangkan sejatinya mereka hanya menipu dirinya sendiri. 

Hari ini kita menyaksikan pembantaian terhadap kaum muslimin Palestina terjadi dengan dahsyat telah mencapai angka 1000an orang nyaris tanpa balas dan semua kaum muslimin hanya "melongo" menonton dengan hati yang "blong". Kita saksikan pula kaum muslimin sendiri di landa oleh berbagai pertikaian yang tidak berkesudahan sesama mereka, perang saudara dan pertikaian antara berbagai pemahaman hingga ke konflik bersenjata saling bunuh. Kita mengetahui riset-riset Orientalis yang nota bene adalah kaum Yahudi mayoritasnya telah mempelajari umat ini selama waktu yang lama dengan energi dan biaya tidak sedikit. Tentu saja riset ini memiliki kepentingan strategis. Dalam blog ini penulis juga hendak tunjukkan bagaimana riset-riset mereka telah menimbulkan suatu "gerakan penghancuran dari dalam" terhadapa barisan kaum muslimin.  Sehingga kaum muslimin untuk bisa merapatkan barisan dan saling bersaudara menjadi hampir mustahil terlaksana.

Wujud dari hasil riset ini adalah kesibukan kaum Zionis untuk "menyemai" dan "menumbuh kembangkan"  bibit perpecahan. Di antaranya mendanai dan menyokong para "nabi-nabi palsu", "imam-imam Mahdi palsu", para "mujaddid-mujaddid" palsu, agar menebar pemikiran merusak mereka di tengah umat sehingga semakin menjauhkan umat dari persatuan dan kesatuan dan semakin menyuburkan konflik saling bid'ah membid'ahkan, kafir mengkafirkan, syirik mensyirikkan, serta bunuh membunuh, saling membom, saling hujat menghujat, saling benci membenci. 

Coba kita renungkan, kita perhatikan semua gerakan "ekstrimis" yang berkembang hari ini, gerakan nabi palsu Ghulam Ahmad Ahmadiyyah kita perhatikan, dari mana mereka mendapatkan dana? sehingga sampai punya kemewahan dan bahkan punya stasiun Televisi sendiri yang berskala internasional untuk menyebar "nalar beracun mereka", dari mana didapatkan dana tersebut?kita ketahui pusat gerakan ini di inggris, cermati semua gerakan "menyempal" ini, kita perhatikan mereka menikmati "kemewahan duniawi" yang dahsyat dan luar biasa. 
Sebuah mesjid dari Jema'ah Ahmadiyyah di taman regent London, Inggris, dari mana mereka sebagai kaum minoritas mampu membangung masjid yang disebut-sebut sebagai terbesar di eropa barat ini? wallahua'lam


Pernah seorang "sahabat" yang dididik di sebuah lembaga ekstrim dari varian yang menyempal menceritakan, bahwa betapa sangat mewahnya mereka dalam 'nyantri" sampai-sampai untuk cuci tangan usai makan mereka malas gunakan air, mereka memakai air mewah, yaitu air minum "Coca Cola" dari sebuah perusahaan zionis yang begitu bermodal besar dan beromset luarbiasa. 

Pusat agama Baha'i sebuah varian menyempal lainnya dari kaum muslimin juga kita lihat dibesarkan dengan pusatnya di Haifa Israel. Perhatikan kemewahan yang luar biasa dan fasilitas yang diterima kelompok Baha'i ini. 
Pusat Agama Baha'i di Haifa Israel, perhatikan kemewahan bagaikan surgawi yang diterima oleh pengikut nabi palsu Baha'i ini dalam rangka menyempal ditengah kaum muslimin dan membentuk varian menyimpang

 )

Jadi yang dimaksud “kebanyakan orang-orang yang di muka bumi” adalah orang-orang yang mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” dan dari asbabun nuzul ayat tersebut mereka adalah yang menghalalkan memakan apa-apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa-apa yang telah dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak.
Hadits yang disalahgunakan oleh kaum Zionis Yahudi untuk menghasut atau melancarkan ghazwul fikri (perang pemahaman) agar kaum muslim tidak mentaati sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk mengikuti as-sawad al a’zham (mayoritas kaum muslim) adalah
Badaal islamu ghoriban wasaya’udu ghoriba kama bada’a fatuuba lil ghoroba“ ,
Islam datang dalam keadaan asing dan akan akan kembali asing maka beruntunglah orang-orang yang asing itu”.. (Hr Ahmad)
Kalau asing ditengah-tengah orang kafir atau orang yang sesat, tentulah hal yang benar namun asing ditengah-tengah as-sawad al a’zham (mayoritas kaum muslim) maka itulah yang dimaksud keluar seperti anak panah yang meluncur dari busurnya menjadi khawarij atau orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah at Tamimi An Najdi yang pemahamannya telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham). Khawarij adalah bentuk jamak (plural) dari kharij (bentuk isim fail) artinya yang keluar
Orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim An Najdi , mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan muncul suatu sekte/firqoh/kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur`an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya”. (HR Muslim 1773)
Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan” artinya sholat mereka tidak sampai ke hati yakni sholatnya tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar sehingga mereka semakin jauh dari Allah ta’ala
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang shalatnya tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka ia tidak bertambah dari Allah kecuali semakin jauh dariNya” (diriwayatkan oleh ath Thabarani dalam al-Kabir nomor 11025, 11/46)
Firman Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar” (QS al Ankabut [29]:45).
Contohnya pada masa sekarang mereka yang pemahamannya telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham) seperti pelaku bom atau pengrusakan masjid, pengrusakan kuburan kaum muslim, pelaku bom bunuh diri di negeri yang dipenuhi kaum muslim dan tidak pula dalam keadaan perang
Mereka bersikap radikalisme atau ekstremisme karena salah memahami firmanNya seperti yang artinya
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (QS At Taubah [9]:123)
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian”. (QS At Taubah [9]:5)
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu; dan fitnah” (QS Al Baqarah [2]:191)
Mereka bersikap radikalisme atau ekstremisme dikarenakan pembagian tauhid menjadi tiga (tauhid Rububiyyah, tauhid Uluhiyyah, tauhid Asma’ was Shifaat) sehingga berkeyakinan bahwa kaum muslim pada umumnya (as-sawad al a’zham) telah kafir, menyekutukan Allah, dan lepas dari tali tauhid
Mereka berakhlak buruk dapat ditimbulkan dari hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi bahwa “Tuhan adalah jauh” bertentangan dengan firmanNya yang artinya “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat”. (QS Al Baqarah [2]:186).
Mereka terindoktrinisasi bahwa Tuhan bertempat di suatu tempat yang jauh mengikuti aqidah Fir’aun sebagaimana yang telah diuraikan dalam tulisan padahttps://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/09/14/terhasut-aqidah-firaun/
Sehingga mereka secara psikologis atau alam bawah sadar mereka menjauhkan diri dari Allah atau berpaling dari Allah sehingga terbentuklah akhlak yang buruk
Akhlak yang buruk adalah mereka yang tidak takut kepada Allah atau mereka yang berpaling dari Allah atau menjauhkan diri dari Allah karena mereka memperturutkan hawa nafsu.
Firman Allah ta’ala yang artinya
…Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah..” (QS Shaad [38]:26)
Katakanlah: “Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS An’Aam [6]:56 )
Jadi orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim an Najdi adalah korban hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi sehingga mempergunakan ayat-ayat yang diturunkan bagi orang-orang kafir lantas mereka terapkan untuk menyerang kaum muslim
Abdullah bin Umar ra dalam mensifati kelompok khawarij mengatakan: “Mereka menggunakan ayat-ayat yang diturunkan bagi orang-orang kafir lantas mereka terapkan untuk menyerang orang-orang beriman”.[Lihat: kitab Sohih Bukhari jilid:4 halaman:197].
Oleh karena itu janganlah menyempal atau mengasingkan diri dari mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ”
Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiapa yang menyelewengkan, maka ia menyeleweng ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168).
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari XII/37 menukil perkataan Imam Thabari rahimahullah yang menyatakan: “Berkata kaum (yakni para ulama), bahwa jama’ah adalah as-sawadul a’zham (mayoritas kaum muslim)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisihan maka ikutilah as-sawad al a’zham (mayoritas kaum muslim).” (HR.Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at Tabrani, al Lalika’i, Abu Nu’aim. Menurut Al Hafidz As Suyuthi dalam Jamius Shoghir, ini adalah hadits Shohih)
Ibnu Mas’ud radhiallahuanhu mewasiatkan yang artinya: ”Al-Jama’ah adalah sesuatu yang menetapi al-haq walaupun engkau seorang diri
Maksudnya tetaplah mengikuti Al-Jamaah atau as-sawad al a’zham (mayoritas kaum muslim) walaupun tinggal seorang diri di suatu tempat yang terpisah. Hindarilah firqoh atau sekte yakni orang-orang yang mengikuti pemahaman seorang ulama yang telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham).
Dari Ibnu Sirin dari Abi Mas’ud, bahwa beliau mewasiatkan kepada orang yang bertanya kepadanya ketika ‘Utsman dibunuh, untuk berpegang teguh pada Jama’ah, karena Allah tidak akan mengumpulkan umat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesesatan. Dan dalam hadits dinyatakan bahwa ketika manusia tidak mempunyai imam, dan manusia berpecah belah menjadi kelompok-kelompok maka janganlah mengikuti salah satu firqah/sekte. Hindarilah semua firqah/sekte itu jika kalian mampu untuk menghindari terjatuh ke dalam keburukan”.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengabarkan bahwa Islam pada akhirnya akan asing pula sebagaimana pada awalnya karena pada umumnya kaum muslim walaupun mereka banyak dan menjalankan perkara syariat namun mereka gagal untuk sampai (wushul) kepada Allah atau mereka gagal mendekatkan diri kepada Allah ta’ala atau mereka gagal meraih maqom disisiNya
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Islam itu pada mulanya datang dengan asing dan akan kembali dengan asing lagi seperti pada mulanya datang. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing”. Beliau ditanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang-orang yang asing itu ?”. Beliau bersabda, “Mereka yang memperbaiki dikala rusaknya manusia”. [HR. Ibnu Majah dan Thabrani]
Orang yang asing, orang-orang yang berbuat kebajikan ketika manusia rusak atau orang-orang shalih di antara banyaknya orang yang buruk, orang yang menyelisihinya lebih banyak dari yang mentaatinya”. (HR. Ahmad)
Islam pada awalnya datang dengan asing diantara manusia yang berakhlak buruk (non muslim / jahiliyah). Tujuan beragama adalah untuk menjadi manusia yang berakhlakul karimah.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak.” (HR Ahmad)
Firman Allah ta’ala yang artinya,
Sungguh dalam dirimu terdapat akhlak yang mulia”. (QS Al-Qalam:4)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Imam Sayyidina Ali ra berpesan, “Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan akhlak mulia sebagai perantara antara Dia dan hambaNya. Oleh karena itu,berpeganglah pada akhlak, yang langsung menghubungkan anda kepada Allah
Salah satu tanda yang utama dari seorang muslim yang dekat dengan Allah adalah berakhlakul karimah sehingga akan berkumpul dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, para Nabi, para Shiddiqin dan Syuhada
Firman Allah ta’ala yang artinya,
…Sekiranya kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya, niscaya tidak ada seorangpun dari kamu yang bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa saja yang dikehendaki…” (QS An-Nuur:21)
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” (QS Shaad [38]:46-47)
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu” (QS Al Hujuraat [49]:13)
Tunjukilah kami jalan yang lurus , (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka” (QS Al Fatihah [1]:6-7)
Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya .” (QS An Nisaa [4]: 69)
Muslim yang terbaik bukan nabi yang mendekatkan diri (taqarub) kepada Allah sehingga meraih maqom disisiNya dan menjadi kekasih Allah (wali Allah) adalah shiddiqin, muslim yang membenarkan dan menyaksikan Allah dengan hatinya (ain bashiroh) atau muslim yang bermakrifat. Bermacam-macam tingkatan shiddiqin sebagaimana yang diuraikan dalam tulisan padahttps://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/01/14/2011/09/28/maqom-wali-allah
Muslim yang bermakrifat atau muslim yang menyaksikan Allah ta’ala dengan hati (ain bashiroh) adalah muslim yang selalu meyakini kehadiranNya, selalu sadar dan ingat kepadaNya.
Imam Qusyairi mengatakan “Asy-Syahid untuk menunjukkan sesuatu yang hadir dalam hati, yaitu sesuatu yang membuatnya selalu sadar dan ingat, sehingga seakan-akan pemilik hati tersebut senantiasa melihat dan menyaksikan-Nya, sekalipun Dia tidak tampak. Setiap apa yang membuat ingatannya menguasai hati seseorang maka dia adalah seorang syahid (penyaksi)
Ubadah bin as-shamit ra. berkata, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata: “Seutama-utama iman seseorang, jika ia telah mengetahui (menyaksikan) bahwa Allah selalu bersamanya, di mana pun ia berada
Rasulullah shallallahu alaihi wasallm bersabda “Iman paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada“. (HR. Ath Thobari)
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَفْصٌ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ رَآهُ بِقَلْبِهِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Hafsh dari Abdul Malik dari ‘Atha’ dari Ibnu Abbas dia berkata, “Beliau telah melihat dengan mata hatinya.” (HR Muslim 257)
Imam Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi’lib Al-Yamani, “Apakah Anda pernah melihat Tuhan?”
Beliau menjawab, “Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?”
“Bagaimana Anda melihat-Nya?” tanyanya kembali.
Sayyidina Ali ra menjawab “Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati”
Sebuah riwayat dari Ja’far bin Muhammad beliau ditanya: “Apakah engkau melihat Tuhanmu ketika engkau menyembah-Nya?” Beliau menjawab: “Saya telah melihat Tuhan, baru saya sembah”. “Bagaimana anda melihat-Nya?” dia menjawab: “Tidak dilihat dengan mata yang memandang, tapi dilihat dengan hati yang penuh Iman.”
Jika belum dapat melihat Allah dengan hati (ain bashiroh) atau bermakrifat maka yakinlah bahwa Allah Azza wa Jalla melihat kita.
Lalu dia bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu takut (khasyyah) kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya (bermakrifat), maka jika kamu tidak melihat-Nya (bermakrifat) maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Muslim 11)
Firman Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS Al Faathir [35]:28)
Muslim yang takut kepada Allah karena mereka selalu yakin diawasi oleh Allah Azza wa Jalla atau mereka yang selalu memandang Allah dengan hatinya (ain bashiroh), setiap akan bersikap atau berbuat sehingga mencegah dirinya dari melakukan sesuatu yang dibenciNya , menghindari perbuatan maksiat, menghindari perbuatan keji dan mungkar hingga dia dekat dengan Allah ta’ala karena berakhlakul karimah meneladani manusia yang paling mulia Sayyidina Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

Wassalam

Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830

kabar gembira bagi sunni pengikut imam 4 madzab :
Sabda Rasulullah SAW ketika menggali parit dalam peperangan Khandaq, “…Konstantinopel (kini Istanbul) akan jatuh ke tangan tentera Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja, tenteranya adalah sebaik-baik tentera…” (Hadis riwayat Imam Ahmad)
(sultan alfateh turki usmani bermadzzab hanafi-aqidah asya’irah maturudiyah laa wahaby)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar