Gerak Proyektil
Mendefinsikan Proyektil
Proyektil adalah sebuah benda yang hanya mengalami gaya gravitasi.
Ada banyak jenis proyektil. Sebuah benda yang jatuh dari keadaan diam adalah proyektil (asal hambatan udara dapat diabaikan). Sebuah benda yang dilemparkan ke atas juga merupakan proyektil (asal hambatan udara dapat diabaikan). Dan sebuah benda yang dilemparkan ke atas dengan sudut elevasi tertentu juga merupakan gerak proyektil (asal hambatan udaranya dapat diabaikan). A projectile is any object that once projected or dropped continues in motion by its own inertia and is influenced only by the downward force of gravity.
Tipe-tipe dari Proyektil |
Diagram benda bebas proyektil |
Bayangkanlah sebuah meriam ditembakkan di tepi sebuah tebing yang sangat curam. Anggaplah di sini peluru meriam tidak mengalami hambatan udara yang berarti. Bagaimanakah lintasan dari peluru meriam selanjutnya dan bagaimana cara kita menggambarkannya? Animasi di bawah ini menggambarkan situasi tersebut. Dalam animasi tersebut lintasan peluru meriam juga diperlihatkan; sebagai tambahan, komponen kecepatan horizontal dan vertikal juga ditampilkan berupa anak panah dalam animasi.
Sebagaimana tampak dari animasi tersebut, peluru meriam mengikuti lintasan Parabola. Ketika peluru naik menuju puncaknya, ia juga mengalami percepatan arah ke bawah. Peluru yang naik lalu diperlambat tersebut dikatakan tengah mengalami percepatan ke bawah.
Dalam animasi, percepatan arah ke bawah ini ditunjukkan oleh perubahan komponen vertikal kecepatan. Percepatan arah ke bawah ini disebabkan oleh gaya gravitasi arah ke bawah yang bekerja pada peluru. Jika gerak peluru meriam dapat didekati sebagai gerak proyektil (yakni jika pengaruh hambatan udara dapat diabaikan), maka tidak akan ada percepatan arah horizontal. Dalam animasi ini ditunjukkan dengan konstannya vektor kecepatan pada arah horizontal.
Dalam animasi, percepatan arah ke bawah ini ditunjukkan oleh perubahan komponen vertikal kecepatan. Percepatan arah ke bawah ini disebabkan oleh gaya gravitasi arah ke bawah yang bekerja pada peluru. Jika gerak peluru meriam dapat didekati sebagai gerak proyektil (yakni jika pengaruh hambatan udara dapat diabaikan), maka tidak akan ada percepatan arah horizontal. Dalam animasi ini ditunjukkan dengan konstannya vektor kecepatan pada arah horizontal.
Gerak proyektil/peluru adalah gerak di bawah pengaruh gravitasi. Jika kita berdiri di tepi sebuah gedung dan melempar sebuah bola pada suatu sudut, sesaat peluru akan bergerak ke atas dan turun kemudian vertikal seraya tetap bergerak horizontal.
Untuk lebih memahami gerak peluru ini, andaikan kita balik ke belakang dan melihat melalui dua sudut pandang pengamat yang berbeda.
Pengamat ini cukup jauh sehingga kehilangan pencerapan akan lebar namun masih dapat melihat dengan jelas bola naik dan turun. Dari perspektif ini gerak merupakan gerak vertikal dengan percepatan konstan.
Bagaimana dengan pengamat yang melihat dari ketinggian? Pengamat ini cukup tinggi posisinya sehingga kehilangan persefsi akan kedalaman namun masih dapat melihat dengan jelas bola bergerak secara horizontal. Dalam hal ini dia mengamati dari perspektif
gerak horizontal dengan kecepatan konstan.
Gerak peluru adalah kombinasi gerak vertikal dengan percepatan konstan (gerak jatuh bebas) dan gerak horizontal dengan kecepatan konstan (GLB).
Contoh
Untuk mudahnya perhitungan, kita gunakan saja pendekatan g
= 10 m/s2 . Andaikan sebuah bola dilemparkan dari puncak gedung dan diamati kecepatan dan posisinya.
Bola dilempar ke atas dengan kecepatan awal vertikal of vyo = 20 m/s dan bergerak juga dengan kecepatan horizontal dengan kecepatan awal horizontal of
vxo = 15 m/s.
Dalam pendekatan lain selain komponen vektor seperti di atas, kita juga dapat menggambarkan situasi ini di mana bola mempunyai kecepatan awal
vo = 25 m/s dan membentuk sudut 53° dari horizontal. Karena sudut diukur dari horizontal, kita peroleh
Perhatikan komponen vy. Di sini kita melihat gerak jatuh bebas biasa dengan percepatan konstan.
Sekarang ditinjau posisi dan pergeserannya.
Lintasan Trayektori Parabola
Gambar di samping menunjukkan model gerak parabola yang terjadi pada air mancur yang keluar dari kran air. Bentuk kurva lintasannya berbentuk Parabola.
|
|
Ketika bola dalam keadaan bergerak apakah itu karena dipukul atau dilemparkan atau disundul maka akan mengalami gerak peluru dan mengikuti lintasan parabola. | |
Contoh Lain
Contoh Lebih Lanjut Sangat menarik untuk meninjau konsep seperti Ketinggian Maximum atau Jarak Maximum, disebut juga sebagai Jangkauan Horizontal. Harap diperhatikan di sini, konsep-konsep sebaiknya janganlah dihafal begitu saja namun sebaiknya diturunkan melalui pemecahan.
Berapa jauh peluru akan bergerak?
Untuk mendapatkan Jangkau Terjauh, pertama perlu terlebih dahulu ditinjau berapa lama peluru berada di udara. Salah satu cara adalah menghitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak tertinggi. Di puncak tertinggi, komponen vertikal, komponen-y dari kecepatan bernilai nol. Selanjutnya akan diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk vy menjadi nol. Selanjutnya diperlukan waktu dua kalinya untuk sampai ke tanah kembali.
Kedua waktu ini adalah solusi yang benar. Pertama, t = 0, mengacu ke waktu awal ketika gerak peluru mulai terlontar di y = 0. Yang ke dua,
ttot, mengacu ke waktu ketika peluru kembali lagi ke y = 0; yang merupakan waktu yang hendak kita ketahui.
Berapa jauh secara horizontal, peluru bergerak dalam waktu ini?Xmax = 2 vo2 cos sin / g
Mengingat
Contoh Lain Andaikan sebuah batu dilemparkan di dasar tebing ke puncaknya, di manakah batu tersebut akan jatuh?
Batu dilempar dengan kecepatan awal 30 m/s dengan sudut elevasi of
60o . Sebagaimana ditunjukkan oleh gambar, batu dilempar dari dasar lembah ke udara dan mendarat di atas tebing 20 m di atas dasar lembah. Di manakah batu menumbuk tanah? Atau, seberapa jauhkah batu menempuh lintasan horizontal?
Komponen kecepatan awal:
vxo = 15 m/s
vyo = 26 m/s
Sebelum menghitung berapa jauh jarak yang ditempuh terlebih dahulu dihitung berapa lama waktu batu di udara ? Posisi-y diberikan oleh
20 m = (26 m/s) t - ( 4.9 m/s2 ) t2
20 = 26 t - 4.9 t2
4.9 t2 - 26 t + 20 = 0
Secara fisis waktu t1 adalah waktu yang diperlukan batu melewati ketinggian tebing namun masih menanjak naik namun t2 adalah waktu ketika batu mendarat di dataran tinggi tebing, yaitu waktu yang hendak kita cari. Jarak tempuh horizontal selama waktu ini adalah lokasi di mana batu itu jatuh dihitung mulai dari titik ia dilontarkan.
Xmax = 66 m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar