Alhamdulillah, pada hari Sabtu, tanggal 9 Agustus 2014 kemaren, bersama sejumlah sahabat, aku berziarah ke maqam salah satu aulia Allah dari Bumi Kampar tempo dulu, di sela waktu silaturrahmi kami menghadiri acara aqiqahnya putri rekan kami. Beliau seorang alim dan sufi besar buya Abdul Ghoni al Khalidi Batu Bersurat Kampar. Kebetulan maqam Buya cukup dekat dengan rumah rekanku tersebut yang sama-sama mengajar di SMA dan merupakan salah satu alumni pesantren yang didirikan oleh murid-murid Buya Abdul Ghoni al Khlaidi.
Buya Abdul Ghoni al Khalidi |
Beliau Lahir di Batu Bersurat, Kampar, pada tahun 1811 dan wafat tahun 1981.
Mulanya, makamnya berada di tepian hulu Sungai Kampar, lokasi dimana
PLTA Koto Panjang berada. Namun, setelah PLTA itu dibangun, pada tahun
1995, dipindahkan ke lokasi tempat makam ini kini berada. Cukup banyak perististiwa karamat yang mengiringi pemindahan makam Buya ini, sehingga makin mengukuhkan posisi buya di mata masyarakat sebagai salah seorang wali Allah yang mempunyai maqamat yang tinggi di sisi Allah SWT.
Kondisi makam Buya Abdul Ghani sangat
terjaga kerapian dan kebersihannya. Makamnya, berada di sebuah gedung persegi
berukuran sedang, berjendela lebar. Posisinya berada tepat di sisi kiri
gedung, diberi kelambu warna putih. Ditengah-tengah nisan, ditaburi
bebatuan kali. Adapun tingginya tak lebih dari 30 cm, memiliki tiga
undakan yang terbuat dari keramik warna biru muda. Di samping maqam juga digelari Tikar untuk memudahkan para peziarah untuk berzikir atau membaca surat Yasin.
Di dalam lokasi yang sama, terdapat lima makam yang juga dibuat dari keramik, namun warnanya agak gelap dan agak lebih rendah nisannya. Kelima makam tersebut adalah para kerabat Syekh Abdul Ghani. Kondisinya sama dengan nisan Syekh Abdul Ghani, bersih sangat terawat.
Persis di
samping makam Syekh Abdul Ghani, berdiri sebuah musholla yang dinamai
“Surau Suluk”. Bangunannya cukup besar, lebih besar dari bangunan tempat
makam Syekh Abdul Ghani. Surau ini difungsikan oleh jamah Tariqat
Nahsyabandi untuk beribadah dan berbagai aktifitas ritual ke-Islaman
lainnya. Setiap tahun ada rombongan jamaah tariqah Naqsabandiyyah melakukan ziarah bersama-sama ke kompleks maqam ini. Kompleks maqam dan Surau Suluk tersebut berada di samping posisi sebuah daerah agak lebih tingga dari jalan raya, dan di atas lerengnya ada kebun jagung sehingga cukup terawat dan tidak ada semak-semak liar.
Semoga dengan perjalanan Ziarahku ini makin menanamkan sebuah kesadaran ke dalam diriku akan kebesaran ulama-ulama zaman dahulu sehingga semangat untuk menggali dan menelusuri sifat istiqomah mereka akan semakin menguat. Rasa hormatku juga semakin dalam mengingat Buya al Khalidi juga adalah salah satu putra Kampar yang telah menjalin persahabatan dengan Kakek orang yang sangat kuhormati juga. Menurut guru yang kuhormati al Habib Muhammad Taufik bin Hamzah Assagaf, Buya Abdul Ghoni sangatlah menghormati kakek beliau seorang ulama besar juga dahulu dari jajaran para alim ulama kesultanan Siak, yaitu al Habib Segaf Banahsan bahkan telah terjalin hunbungan Ijazah ilmu, bahkan ketika di Makkah mereka pernah berdua sama-sama memasuki ruang dalam ka'bah, tentu saja ini menandakan maqamat yang tinggi di sisi Allah dari dua Hamba Allah yang sangat kuhormati ini.
Perlahan kutinggalkan makam dari salah satu kekasih Allah SWT ini dengan penuh rasa takzim serta perasaan betapa kita ini tidak ada apa-apanya dibanding para ulama terdahulu, debu saja di kaki mereka lebih mulia di banding kita yang dho'if dan lemah akal pikiran serta adab ini. Semoga lantunan ayat alqur'an yang kubaca disamping maqam buya abdul ghoni ini disampaikan Allah untuk menerangi kubur Buya bersama juga dengan Kubur sahabatnya al Habib Segaf banahsan. Amin ya Rabb.
Untuk pentutup kata, berikut Bloger kutip sebuah manaqib lagi dari Buya Abdul Ghoni yang ditulis sendiri oleh seorang cicit beliau, Drs. Pahrul Kamal MP.d
Perlahan kutinggalkan makam dari salah satu kekasih Allah SWT ini dengan penuh rasa takzim serta perasaan betapa kita ini tidak ada apa-apanya dibanding para ulama terdahulu, debu saja di kaki mereka lebih mulia di banding kita yang dho'if dan lemah akal pikiran serta adab ini. Semoga lantunan ayat alqur'an yang kubaca disamping maqam buya abdul ghoni ini disampaikan Allah untuk menerangi kubur Buya bersama juga dengan Kubur sahabatnya al Habib Segaf banahsan. Amin ya Rabb.
Untuk pentutup kata, berikut Bloger kutip sebuah manaqib lagi dari Buya Abdul Ghoni yang ditulis sendiri oleh seorang cicit beliau, Drs. Pahrul Kamal MP.d
Kamis, 28 Maret 2013
Profil Syekh Haji Abdul Ghani el Kholidi
Dalam diri manusia terdapat 7 lathaif (esensi terhalus) yang apabila kita bersihkan dengan. Zikrullah, maka Insya Allah kita akan mendapat salah satu rahasia Allah di setiap Lathaifnya, adapun ke 7 Lathaif itu dalam disiplin ilmu Tharekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yakni :
Lathifatul Qalby letaknya 2 Jari dibawah susu kiri, berhubungan dengan Jantung jasmani, Lathaif ini merupakan tempatnya sifat mazmumah/keburukan seperti : Hawa, Nafsu, Kasih/cinta dunia, Iblis, Syaitan. Apabila dibersihkan dengan Zikrullah yang ada pada sisi TNKH maka Insya Allah masuklah sifat mahmudah/kebaikan seperti : Iman, Islam, Tauhid, Ma'rifat, Malaikat. Apabila bersih Lathifatul Qalby keluarlah Cahayanya Kuning Jernih Gilang-gemilang. Merasai Maqom Fanaa Fi Asmaillah dan merasai Mati Thabi'i.
Lathifatul Roh letaknya 2 Jari dibawah susu kanan, berhubungan dengan Paru-paru (rabu) jasmani, Lathaif ini merupakan tempatnya sifat mazmumah/keburukan. seperti : Loba', Tamak, Rakus/Serakah, Bakhil. Apabila dibersihkan dengan Zikrullah yang ada pada sisi
TNKH maka Insya Allah masuklah sifat mahmudah/kebaikan seperti : Qana'ah dan Sederhana. Apabila bersih Lathifatul Roh keluarlah Cahayanya Me-rah Jemih Cemerlang. Merasai Maqom Fanaa Fi Afa'alillah dan merasai Mati Ma'nawi.
Lathifatul Sir letaknya 2 Jari diatas susu kiri, berhubungan dengan Hati Kasar jasmani, Lathaif ini merupakan tempatnya sifat mazmumah/keburukan seperti : Pemarah/bengis, Pendendam/kusumat dan Sakit-sakit hati. Apabila dibersihkan dengan Zikrullah yang ada pada sisi TNKH maka Insya Allah masuklah sifat mahmudah/kebaikan seperti : Pengasih, Penyayang, lemah lembut/ramah tamah dan bermuka manis. Apabila bersih Lathifatul Sir keluarlah Cahayanya Putih Jemih Terang Benderang. Merasai Maqom Fanaa Fi Sifatillah dan merasai Mati Syuri.
Lathifatul. Khafi letaknya 2 Jari diatas susu kanan, berhubungan dengan Limpa Jasmani, Lathaif ini merupakan tempatnya sifat mazmumah/keburukan seperti : Hasad, Dengki, Iri Hati dan Sifat Munafiq. Apabila dibersihkan dengan Zikrullah yang ada pada sisi TNKH maka Insya Allah masuklah sifat mahmudah/kebaikan seperti : Syukur/Ridho,Sabar dan Tawakkal. Apabila bersih Lathifatul Khafi keluarlah Cahayanya Hitam Jemih Terang Benderang. Merasai Maqom Fanaa Fi Dzatillah dan Merasai Mati Hissi.
1. Syekh
Haji Muda Wali Al Khalidy Pendiri Pondok Pesantren Darussalam
Muhaqqiqin Aceh. Dari Muridnya ini mendirikan Pesantren di Aceh sebanyak
29 buah
2. Abuya
Prop. Dr. Muhibbudin Waly, MA, Pendiri Pondok Pesantren Darusslam Aceh,
Anggota DPR/ MPR-RI 1982 – 1997, ketua Jaringan Thariqat Naqsybadiyah
Indonesia.
3. Abuya
Syekh Haji Aidarus Ghani Al Khalidi, Pendiri Pesantren darussalam Batu
Bersurat Kampar. Dari Muridnya ini mendidik murid yang mendirikan
Pesantren 22 buah yang tersebar dari Aceh, Sumatera barat dan Riau.
1. Haji
Muhammad Zen Ghani, Pendiri ma’had Islami Keddah ( Malaysia ),
Darussa’adah Kuok Kampar. Anggota dewan rakyat zaman Jepang.
2. Abdul
Aziz Ghani, Wali nagari Tigo koto batu Bersurat, Ketau DPRD Kampar,
Ketua DPD Tarbiyah Kampar, Pengurus Tarbiyah Sumatera Tengah.
3. Abdurrozak Pejabat Jawatan Dinas Pengadilan Agama Sumatera Tengah zaman Orde lama ( wafat pada usia muda ).
1. Drs. Yazir Burhan, Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu menteri Fuad Hasan.
3. Abuya Haji Alaiddin ATThory. LC, Pimpinan pondok Pesantren Darusslam Kabun Rokanhulu, alumni Universitas Al Azhar Cairo Mesir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar