(Al Buthi adalah salah satu ulama ahlusunnah wal jamaah yang sangat faham akan "kebobrokan" dan "niat jahat" sekte Wahabi, sehingga banyaklah tulisan-tulisan beliau yang memberi bantahan akan sekte jahat ini. Itulah sebabnya syeikh al buthi menolak pembrontakan yang dilakukan kelompok radikalis yang berencana hendak menghancur leburkan negara Suriah, sedangkan usaha dakwah syeikh al buthi dalam rangka menyadarkan "puak-puak syiah" di Suriah hampir berhasil, namun segera menjadi Chaos seketika usaha dakwah yang beliau bina terhadap rezim pemerintah ini selama bertahun-tahun oleh kelompok radikalis pengacau sekte khwaridj. Bahkan gerombolan khwaridj inipun melakukan pembunuhan terhadap ulama sepuh yang tak tergantikan ini.)
Pengakuan Teroris Pembunuh Syaikh Al-Bothi
Pasukan
keamanan Suriah telah menangkap sejumlah pelaku yang bertanggung jawab
atas pembunuhan ulama Sunni, Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al-Bothi pada
21 Maret 2013 lalu. Televisi Pemerintah Suriah menyiarkan langsung
pengakuan 6 orang tersangka kejahatan tersebut pada Sabtu, 21 Desember
2013. Acara itu disiarkan langsung di studio khusus dengan tampilan
gambar background beberapa lokasi rencana pembunuhan dan format acara berupa narasi yang diedit tanpa pertanyaan dari pembawa acara.
Para pelaku
diketahui telah bekerjasama dengan front Jabhat An-Nusrah atas
pembunuhan Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al-Bothi di Masjid Al Iman,
Damaskus setelah diperintahkan oleh pimpinan front. “Setelah Syaikh
Al-Bothi mengkritik operasi An-Nusrah di Suriah, kami diperintahkan
langsung oleh Abu Samir Jordania yang menjabat sebagai komandan militer
Jabhat An-Nusrah dan menjabat sebagai ajudan Muhammad al Jaulani. Saya
secara pribadi menerima perintah dari Abu Usamah untuk membunuh Syaikh
Said Ramadhan Al-Bothi, berdasarkan fatwa dari pejabat hukum resmi front
An-Nusrah yang bernama Abu Khadijah al-Jordani” ungkap Ibrahim Muhammad
Abbas, salah seorang pelaku dalam pengakuannya yang disiarkan TV Suriah pada Sabtu, 21 Desember 2013.
Menurut
pengakuan para pelaku, bahwa awalnya direncanakan membunuh Syaikh
Al-Bothi di pasar Hamiddiyyah dengan bom bunuh diri setelah Syaikh
menyelesaikan sholat jum’at di Masjid Umayyad saat mobilnya melintasi
pasar, yang akan dilakukan oleh Abu Dujana (warga Suriah), dengan bom
bunuh diri. Namun, setelah mendapat informasi dari Abu Abdullah bahwa
Syaikh Al-Bothi memberi pelajaran setiap Kamis di Masjid al Iman,
rencana pun diubah untuk mengeksekusi di dalam masjid al Iman. Abu
Dujana sempat menolak operasi di dalam masjid saat orang beribadah,
namun setelah diberitahukan bahwa itu adalah fatwa resmi dari pejabat
An-Nusrah, maka Abu Dujana pun setuju.
“Rencana diubah
setelah kami mendapat informasi bahwa Syaikh Al-Bothi mengadakan
pelajaran agama setiap Kamis di Masjid al-Iman, hingga pembunuhan pun
dilakukan di masjid” jelas Ibrahim.
Kemudian salah
seorang pelaku bernama Alaa` Ad-Din Qaththaasy mempertegas penjelasan
senada bahwa ada fatwa dari Abu Khadijah Al Jordani boleh membunuh
Syaikh Al-Bothi beserta pengikutnya di dalam masjid karena mereka
dianggap bagian pendukung rezim Pemerintah Suriah.
“Ada sedikit
masalah di dalam masjid. Komandan Abu Usamah memberi informasi pada Abu
Khadijah al Jordani bahwa pembunuhan akan dilakukan di dalam tempat suci
di masjid. Lalu Abu Khadijah mengeluarkan fatwa tentang hal ini bahwa
boleh membunuh orang di dalam masjid karena mereka adalah pengikut
Syaikh Al-Bothi dan orang yang mengikuti pendapatnya yang mendukung
rezim Pemerintah” kata Qaththaasy, seperti kesaksiannya dalam video.
Setelah
pembunuhan terjadi dan Ibrahim mendapatkan informasi dari media bahwa
syaikh Al-Bothi telah meninggal dunia, ia pun memberi laporan pada Abu
Usamah bahwa operasi telah berhasil dan Abu Usamah pun bersorak gembira
atas meninggalnya Syaikh Al-Bothi.
Mereka
menjelaskan bahwa rencana penyerangan mobil Syaikh Al-Bothi oleh
seseorang yang memakai sabuk peledak diubah, karena dikawatirkan mobil
tersebut telah dipersenjatai.
Berikut ini beberapa nama pelaku pembunuhan terhadap Syaikh Said Ramadhan Al-Bothi yang dipublikasikan oleh pemerintahan Suriah:
Ibrahim Muhammad ‘Abbas
Nama di Lapangan: Abdul-Aziz
Kebangsaan : Iraq
Posisi: komandan Jabhat An-Nusrah di Suriah
Comandan ISIS di Suriah.
Nama di Lapangan: Abdul-Aziz
Kebangsaan : Iraq
Posisi: komandan Jabhat An-Nusrah di Suriah
Comandan ISIS di Suriah.
Alaa` Ad-Din Qaththaasy
Nama di Lapangan: Abu Haitsam
Kebangsaan: Suriah
Posisi: Komandan Detasemen Runiddin Jabhat An-Nusrah
Nama di Lapangan: Abu Haitsam
Kebangsaan: Suriah
Posisi: Komandan Detasemen Runiddin Jabhat An-Nusrah
Usama Abdul-Fattah Abdul-Hadi
Nama di Lapangan: Abu Abdullah
Kebangsaan: Palestina
Posisi: Komandan Detasemen wilayah Al Mazza – ISIS
Nama di Lapangan: Abu Abdullah
Kebangsaan: Palestina
Posisi: Komandan Detasemen wilayah Al Mazza – ISIS
Faisal Ghazi Hussain Al-Shibli
Nama di Lapangan: Abdul-Rahman
Kebangsaan: Suriah
Posisi: Anggota Detasemen wilayah Al Ammarah, Jabhat An-Nusrah
Nama di Lapangan: Abdul-Rahman
Kebangsaan: Suriah
Posisi: Anggota Detasemen wilayah Al Ammarah, Jabhat An-Nusrah
Saad Jalud Al-Kaddasyi Jad’an
Nama di Lapangan: Abu-Al-Layts
Kebangsaan: Suriah
Posisi: anggota Detasemen wilayah Al Ammriyyah, Jabhat An-Nusrah
Nama di Lapangan: Abu-Al-Layts
Kebangsaan: Suriah
Posisi: anggota Detasemen wilayah Al Ammriyyah, Jabhat An-Nusrah
Wisam Muhammad Abbas
Nama di Lapangan: Abu Usama
Kebangsaan: Iraq
Posisi: Pejabat resmi keamanan dan militer Damaskus, Jabhat An-Nusrah
Nama di Lapangan: Abu Usama
Kebangsaan: Iraq
Posisi: Pejabat resmi keamanan dan militer Damaskus, Jabhat An-Nusrah
Bagi yang
memahami bahasa arab, saksikan tayangan video berikut ini, yaitu
pengakuan para tersangka pembunuhan Syaikh Said Ramadhan Al-Bothi yang
telah ditangkap oleh Pemerintahan Suriah:
Sebelumnya, pasca berita terbunuhnya Syaikh Said Ramadhan Al-Bothi diketahui lewat media dan tersebar ke penjuru dunia, pihak front Jabhat An-Nusrah segera mengeluarkan pernyataan resmi bahwa mereka tidak terlibat dalam aksi pembunuhan tersebut, sebagai reaksi dari kecaman yang mereka terima dari berbagai pihak. Namun dengan pengakuan aliansi Jabhat An-Nusrah, maka pernyataan mereka sebelumnya terbantahkan sudah. Berikut tayangan video pernyataan juru bicara Jabhat An-Nusrah:
Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al-Bothi gugur sebagai SYAHID pada hari Kamis 09 Jumadil Awwal 1434 H/ 21 Maret 2013 M (malam Jum’at), bersama cucunya Ahmad dan 23 muridnya saat menghadiri ta’lim rutin di Masjid Jami’ Al-Iman, kawasan Mazra’ah – Damascus – Suriah akibat bom bunuh diri di dalam Masjid.
Semua Ulama
sepakat bahwa sesungguhnya menumpahkan darah kaum Muslimin adalah HARAM,
apalagi menumpahkan darah Ulama, terlebih lagi di dalam Masjid. Masjid
adalah Baitullah, tempat suci dan sakral. Berjual beli atau berbisnis
pun haram dilakukan di masjid, apalagi menumpahkan darah umat Islam
secara massal. Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah.
Jika pun Syaikh
Al-Bothi dalam ijtihad politiknya salah, tidak serta merta boleh
ditumpahkan darahnya. Sungguh sangat tidak beradab yang membantai Sang
Imam bersama jama’ahnya di dalam Masjid. Pembunuhan di dalam masjid akan
menciptakan citra buruk dalam dunia Islam. Mujahidin Sejati tidak
mungkin menabrak adab-adab Jihad dalam Islam.
Syaikh Al-Bothi
adalah manusia yang pasti memiliki kesalahan. Selama kesalahan itu
masih dalam wilayah Ijtihad, tetap wajib dihargai dan dihormati. Beliau
dikenal di dunia sebagai ulama yang memiliki otoritas Ijtihad. Apalagi
perbedaan yang terjadi antara Syaikh Al-Bothi dan sebagian ulama Suriah
adalah terkait sikap politik yang merupakan masalah Furu’uddin, bukan
Ushuluddin, sehingga tidak boleh dikafirkan dan dihalalkan darahnya. [KbrNet/Slm]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar